Manaberita.com -DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Peluang dan Tantangan Regulasi Pengelolaan Tenaga Kerja Lokal dan Asing di Sumatera Selatan”, meski minim respons dari perusahaan besar seperti PT Pusri dan PT Semen Baturaja.
Ketua DPD IMM Sumsel, Wahyu Nugroho, menyayangkan ketidakhadiran pihak perusahaan meski surat audiensi telah dikirim sejak 17 Juni. “Kami berharap bisa mendengar komitmen mereka soal retribusi TKA, namun hingga pelaksanaan, tak ada tanggapan,” ujarnya, Sabtu (19/7).
IMM tetap mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk Prana Putra Sohe (Komisi XIII DPR RI), Alwis Gani (Ketua Komisi V DPRD Sumsel), serta Imigrasi Kelas I TPI Palembang dan Disnakertrans Sumsel yang hadir melalui perwakilan Baidah Feby.
Sorotan hukum diberikan oleh Zulfikar, S.H., M.H. dari PBH Aisyiyah, yang menegaskan pentingnya regulasi adil demi perlindungan tenaga kerja lokal. Sementara Aldekum, Ketua Pelaksana, menyerukan agar IMM terus menjadi kekuatan moral dan intelektual dalam isu-isu strategis nasional.
Forum yang dimoderatori Choky Parian ini diikuti oleh berbagai elemen mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan komisariat IMM se-Sumsel. Kegiatan ditutup dengan pantun:
“Pergi ke kebun menanam bayam, agarlah subur diberi pupuk.
Semoga dari sini terbuka program, bagi pekerja lokal tidak terpuruk.” (c-1)