Imbas Banjir Impor dari Nigeria- Arab, RI Defisit Neraca Dagang Migas

  • Rabu, 16 Agustus 2023 - 19:00 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut neraca dagang minyak dan gas bumi (migas) Indonesia per Juli 2023 defisit US$1,91 miliar atau setara Rp29,2 triliun (asumsi kurs Rp15.337 per dolar AS).

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut defisit ini adalah yang terparah sejak November 2022, di mana pada Oktober tahun lalu minus US$2,08 miliar. Ia merinci komoditas penyumbang defisit ini adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Melansir dari CNN Indonesia, Tercatat ada tiga negara yang memasok minyak mentah paling banyak ke Indonesia.

Pertama, impor minyak mentah dari dari Nigeria senilai US$514,4 juta (setara Rp7,8 triliun). “Atau 12,4 persen, kira-kira pangsa impornya 41,73 persen,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (15/8).

Kedua, impor minyak mentah dari Arab Saudi senilai US$152,9 juta (setara Rp2,3 triliun) atau 12,4 persen.

Ketiga, Angola kira-kira 9,78 persen dari total impor minyak mentah dengan nilai US$120,5 juta (setara Rp1,8 triliun).

Total impor migas per Juli 2023 naik 40,94 persen dibandingkan bulan lalu, yakni menyentuh US$3,13 miliar. Amalia menegaskan kenaikan ini disebabkan meningkatnya impor minyak mentah sebesar 83,36 persen.

Sedangkan impor nonmigas naik 10,1 persen secara bulanan (mtm) ke angka US$16,44 miliar per Juli 2023. Ini dipengaruhi naiknya impor komoditas atau produk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 17,33 persen, kenaikan produk dan mesin peralatan mekanis serta bagiannya 12,99 persen, serta impor kendaraan dan bagiannya yang turun 13,25 persen

Baca Juga:
Pemerintah Memilih Bos Minyak Jaber Untuk Memimpin Pembicaraan KTT Iklim COP28

Secara kumulatif, impor Indonesia selama Januari-Juli 2023 menyentuh US$128,3 miliar atau turun 6,71 persen. Rinciannya, impor nonmigas selama enam bulan ini sebesar US$108,52 miliar atau merosot 4,47 persen, sedangkan migas menyentuh US$19,77 miliar alias turun 17,34 persen.

Di lain sisi, total ekspor di periode yang sama mencapai US$149,53 miliar atau turun 10,27 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Amalia menyebut ekspor nonmigas selama enam bulan ini menyentuh US$140,47 miliar atau turun 10,76 persen dan migas mencapai US$9,07 miliar alias merosot 1,78 persen.

Baca Juga:
Unit Glencore Mengaku Bersalah Atas Penyuapan Di Afrika

“Pada Juli 2023 neraca perdagangan barang kembali mencatat surplus US$1,31 miliar (setara Rp20 triliun). Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 39 bulan berturut-turut,” tutur Amalia.

Kendati surplus 39 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, realisasi bulan ini lebih rendah ketimbang Juni 2023 sebesar US$3,45 miliar.

(Rik)

Komentar

Terbaru