Manaberita.com – SETELAH ratusan peserta jatuh sakit akibat panas terik, pramuka Amerika dan Inggris meninggalkan lokasi jambore pramuka internasional yang sedang berlangsung di Korea Selatan. Setelah berpartisipasi dalam program jambore pada hari Sabtu, pramuka AS akan dipindahkan ke pangkalan militer AS di barat daya Korea Selatan, menurut email kepada orang tua, lapor kantor berita Reuters. Pangkalan ini berjarak kurang lebih 175 kilometer (109 mil) dari lokasi Jambore Pramuka Dunia. Menurut email tersebut, pemimpin pramuka memutuskan untuk meninggalkan kamp di Buan, Provinsi Jeolla Utara karena “cuaca ekstrim yang sedang berlangsung dan mengakibatkan kondisi di lokasi jambore.”.
Melansir dari Aljazeera, Tindakan tersebut diambil sebagai tanggapan atas pengumuman Asosiasi Pramuka Inggris pada hari Jumat bahwa mereka akan memindahkan lebih dari 4.000 pramuka dari perkemahan dan memindahkan mereka ke hotel untuk akhir pekan karena suhu yang melonjak. Upaya penyelenggara dan pemerintah Korea Selatan untuk menyelamatkan acara tersebut, yang juga dirundung keluhan tentang kualitas makanan, sanitasi, dan serangga, dirusak oleh penarikan kontingen AS dan Inggris.
Setelah pemerintahannya mengirim lusinan dokter dan perawat militer, Presiden Yoon Suk Yeol pada hari Jumat memerintahkan pihak berwenang untuk mengirim “persediaan tak terbatas” bus ber-AC dan truk kulkas ke tempat kejadian. Karena masalah keamanan, Organisasi Gerakan Pramuka Dunia telah meminta penyelenggara Korea Selatan mempertimbangkan untuk menyelesaikan acara lebih awal dari yang direncanakan. Menurut kantor berita Yonhap di Korea Selatan, penyelenggara acara akan bertemu pada hari Sabtu untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, menunda, atau mengurangi acara tersebut.
Saat Korea Selatan melewati musim panas terpanas selama bertahun-tahun, ratusan peserta telah dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan panas di jambore. Pihak berwenang melaporkan bahwa sejak Mei, setidaknya 19 orang telah meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan panas akibat kenaikan suhu yang mencapai 38 derajat Celcius di seluruh negeri. Acara kepramukaan yang diadakan setiap empat tahun sekali ini diikuti sekitar 43.000 peserta dari seluruh dunia.
[Bil]