Astronot Muslim Wajib Jalankan Kewajiban Ini Saat di Antariksa

(Foto: Astronot)
(Foto: Astronot)

MANAberita.com – PUASA Ramadhan memang sudah menjadi kewajiban umat Islam di manapun mereka berada. Entah itu di belahan dunia Barat maupun Timur, di tengah-tengah kota atau bahkan di hutan sekalipun. Begitupun dengan sholat dan ibadah wajib lainnya. Lalu bagaimana dengan ibadahnya astronot yang sedang menjelajah angkasa?

Dilansir dari tribunsumsel.com, tahun 1980-an tepatnya tanggal 17 Juni 1985 sejumlah Muslim pernah pergi ke antariksa. Sultan Salman Al Saud dari Arab Saudi lah yang menjadi muslim pertama yang sampai ke ruang hampa itu dalam sebuah misi yang dinamakan STS 51-G.

Disusul oleh Seikh Muszaphar Sukhor yang terbang dalam misi Soyuz TMA-11 pada Oktober 2007. Sejak keberangkatannya inilah, isu beribadah diantariksa mulai merebak.

Akhirnya pada tahun 2006, kerja sama antara Badan Antariksa Malaysia (ANGKASA) dengan Departement of Islamic Development Malaysia (JAKIM) menghasilkan sebuah pedoman bagi Muslim untuk beribadah meskipun berada di antariksa.

Pedoman tersebut menjelaskan bahwa meskipun di luar angkasa, seorang Muslim tetap bisa beribadah. Hanya saja menyesuaikan dengan kondisi yang sangat jauh berbeda dengan di bumi.

Beginilah cara beribadah yang dapat dilakukan seseorang ketika berada di antariksa:

Sholat dengan Posisi Duduk atau Telentang

Gaya gravitasi yang rendah membuat astronot sulit untuk berdiri tegak ketika di luar angkasa. Sehingga akan mempersulit gerakan sholat terutama saat rukuk dan sujud. Oleh karena itu sholat bisa dilakukan dengan duduk atau tidur telentang. Bagaimana cara mereka berwudhu? Dikarenakan minimnya air, maka astronot dibolehkan melakukan tayamum.

Arah Kiblat di Antariksa Bisa Kemana Saja

Baca Juga:
Waduh! Ribuan Pengunjuk Rasa Irak Menerobos Gedung Parlemen di Baghdad

Seperti yang sudah diperintahkan kepada umat Islam jika kiblat sholat itu mengarah ke Ka’bah. Namun saat berada di antariksa astronot tidak bisa mengetahui arah kiblat dengan pasti. Alternatifnya adalah mereka sholat menghadap bumi dan berharap mereka telah menghadap Ka’bah.

Waktu Sholat Fardhu

Sholat tidak boleh ditinggalkan karena tiang agama. Meskipun sedang berada di luar angkasa, astronot muslim wajib menjalankasn sholat lima waktu dan berhak menjamak bila ada suatu halangan. Untuk waktunya, mereka mengacu kepada waktu sholat berdasarkan tempat peluncuran misi antariksa.

Baca Juga:
Akibat Perang, Muslim Ukraina Hadapi Rahmadan Yang Sulit

Saat Berpuasa

Muslim di antariksa diberi pilihan untuk menjalankan pusa atau tidak. Jika menjalankan puasa di antariksa, maka mereka harus memperhatikan waktu imsak, sahur, dan berbuka sesuai waktu yang sama dengan tempat peluncuran. Jika pun tidak, maka mereka harus menggantinya setelah kembali ke bumi.

Dimana pun seseorang berada, jika itu adalah  perintah Allah SWT maka tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Meskipun berada di anatiksa. Wallahu A’lam. (nad)

Komentar

Terbaru