MANAberita.com – “CINTA itu buta,” sejatinya cinta itu suci, cinta itu tak memandang sebuah kesempurnaan fisik. Cinta memang sering kali diuji dengan coba-cobaan yang kian menerpah, namun itulah cinta. Cinta yang tak pernah mengeluh dan tetap bertahan dengan kesuciannya.
Mungkin untuk sebagian orang kata itu haya sebuah kata mutiara belaka, realitanya dizaman sekarang sangat sulit mendapatkan seseorang yang setia dan tulus menerima apapun keadaan pasangannya.
Cinta itu sederhana, sesederhana kita menerima dan tetap bersyukur dengan keadaan pasangan kita. Berangkat dari sebuah kisah yang inspiratif dari pasangan Angela Dion- Mallari dan Christian.
Angela nampaknya ditakdirkan untuk menjadi sosok yang setia sehidup semati dengan pasangannya.
Angela menikah dengan Christian seorang pria yang mengalami kelumpuhan dan hanya mampu berbaring ditempat tidur dan duduk di kursi roda, meskipun demikian Angela tidak menyerah dan tetap berada di samping Christian, menjaga dan merawatnya karena ia sangat mencinta Christian.
Bukan Angela yang mencari Christian, bukan pula Christian yang mencari Angela, tapi cintalah yang menyatuhkan mereka.
Setelah menikah pasangan ini bersumpah untuk saling mencintai dan selalu ada disetiap suka maupun duka. Tidak peduli seberapa keras hidup yang mereka jalani karena mereka percaya jika bersama semuanya akan terasa lebih mudah.
Tidak banyak pasangan yang memiliki pemikiran seperti ini. Sebagian orang lebih memilih mengakhiri dengan cara perceraian ketika putus asa dengan masalah rumah tangga. Namun dengan adanya kisah inspiratif dari Angela dan Christian yang membuktikan bahwa ada hal-hal dalam hidup ini yang pasti bertahan dan harus dipertahankan selamanya.
Dalam Bahasa Filipina, mereka bersumpah dan mengutarakan perasaan mereka masing-masing, seperti di lansir tribunstyle.com
Angela: “Ang tanging hiling ko sa Diyos ay ‘yung bigyan ako ng isang taon mamahalin ako nang lubos. Hindi ako maghahanap, maghihintay ako. Pada sinabi ko sa sarili ko, na kapag dumating ang araw na ‘yun, hinds-hindi ko sya pakakawalan.”
“Saya hanya berdoa kepada Tuhan agar memberi saya seorang pria yang benar-benar akan mencintaiku,” ungkap Angela.
“Aku tidak akan mencarinya, aku hanya akan menunggu. Dan saya berkata pada diri sendiri, ketika hari itu tiba, saya tidak akan pernah membiarkan dia pergi,” tambah Angela.
Christian: “Angela, hindi mo ako iniwan. Kahit anong nangyari sa akin, nandyan ka pa rin sa tabi ko. Kung iniwan mo ako, hindi kita mahahabol. Gusto ko man magwalk-out kapag nag-aaway tayo, hindi ko magawa dahil hindi ako makatayo. ”
“Angela, kamu tidak pernah meninggalkanku. Tidak masalah apa yang terjadi, kau tinggal di sampingku,” ujar Christian.
“Jika kamu akan pergi, aku mungkin tidak dapat mengikutimu. Jika aku ingin pergi saat kita memiliki kesalahpahaman, saya tidak bisa, karena saya tidak bisa bertahan tanpamu,” tutur Christian.
Saat pernikahannya, Christian meneteskan air mata karena sangat terharu dengan ketulusan cinta yang didapatkannya, begitupun dengan Angela, terlihat jelas bahwa ia sangat mencintai suaminya , saat ia mencium dan memeluk suaminya.
Kisah cinta mereka membuktikan bahwa cinta yang tulus itu ada dan cinta yang sejati akan bertahan selamanya. Kesempurnaan cinta bukanlah diukur dari betapa sempurnanya pasangan kita, tetapi bagaimana cara kita menyempurnakan cinta itu sendiri.
Cinta bukanlah tentang fisik, tapi tentang sebuah ketulusan yang lahir dalam hati seseorang. (neny)
