MANAberita.com — SEBAGAI Rumah Sakit bertaraf Internasional, RSUP Moh Hoesin (RSMH) Palembang membangun inovasi baru dengan mendirikan Bank Sampah sebagai upaya pengoptimalan sampah terutama di lingkungan RS tersebut. Kegiatan yang sudah berjalan selama 3 bulan ini telah diresmikan oleh Walikota Palembang, H Harnojoyo pada acara Pembukaan Seminar Deteksi Kanker Kemenkes RI dan Peresmian Bank Sampah Ceria, Senin (16/07/17).
Selain meresmikan, Harnojoyo juga turut meninjau lokasi pengolahan sampah yang telah berubah menjadi beberapa produk, salah satunya kompos. “Kami mengapresiasi apa yang telah dilaksanakan. Karena kita harus sadar bahwa lingkungan yang tidak baik justru kita yang akan dapat dampaknya. Mudah-mudahan ini sebagai pembelajaran bagi masayarakat,” ujarnya saat berada di lokasi Bank Sampah.
Ternyata apa yang telah dilakukan RSMH berkaitan dengan pertemuan Harnojoyo dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Walikota Palembang ini mengatakan telah membahas tentang program Pemerintah Kota yaitu Gerakan Pencanaan Gotong Royong yang melibatkan sejuta masyarakat Palembang.
“Program ini kita lakukan dalam rangka revolusi mental. Februari lalu Indonesia dinobatkan dunia sebagai penyumbang sampah terbesar. Saya kira ini momentum yang baik sekali untuk adanya gerakan peduli lingkungan,” urainya.
Harnojoyo juga menghimbau agar semua masyarakat bersama-sama mencanangkan bebas sampah di 2020 mendatang. “Saya diminta oleh Bapak Presiden untuk menjadwalkan kegiatan itu. Mudah-mudahan sepecatnya, kalau berkenan waktunya saat 10 November Hari Pahlawan di BKB,” lanjutnya.
Pimpinan CV TIMDIS Pengelolaan Limbah Medis Padat Arif Sholikin juga menyampaikan bahwa di Palembang sudah ada tiga RS yang mendirikan Bank Sampah dan yang paling besar adalah RSMH. “Ada RS Charitas, RS Muhammadiyah dan RSMH yang akan dieksplor betul untuk rujukan skala nasional,” jelas pendamping pengelola Bank Sampah ini.
Begitupun dengan Rektor RSMH Mohammad Syahril yang mengatakan bahwa setiap harinya RS ini menampung 6 ton sampah yang terdiri dari limbah medis maupun rumah tangga. “Yang paling sulit adalah mengolah sampah medis karena itu harus memakai alat. Dan mudah-mudahan ini menjadi program untuk mendukung pemerintah pusat bahwa Pelembang harus bebas dari sampah,” tutupnya. (nad)