Mahasiswa UIN Raden Fatah Diajarkan Politik Melayu

  • Kamis, 30 November 2017 - 22:28 WIB
  • Peristiwa
Seminar nasional dengan tema 'Merajut Persatuan Berbangsa Dengan Politik dan Komunikasi Berbasis Kearifan Melayu' di ruang Munaqosah FISIP, UIN Raden Fatah Kamis, (30/11/17).
Seminar nasional dengan tema ‘Merajut Persatuan Berbangsa Dengan Politik dan Komunikasi Berbasis Kearifan Melayu’ di ruang Munaqosah FISIP, UIN Raden Fatah, Kamis, (30/11/17).

MANAberita.com – DALAM upaya membentuk kader politik sejak dini diperlukan adanya pendidikan politik yang cerdas khususnya mahasiswa. Untuk itu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Raden Fatah Palembang menggelar Seminar nasional dengan tema ‘Merajut Persatuan Berbangsa Dengan Politik dan Komunikasi Berbasis Kearifan Melayu’ di ruang Munaqosah FISIP, Kamis, (30/11/17).

Dalam bahasannya, Prof. Dr. H. Budiman Rusli yang merupakan MS Guru Besar FISIP Unpad mengatakan bahwa prinsip utama budaya Melayu yaitu apabila menjadi seorang pemimpin maka harus memegang 10 amanat, yaitu rukun, mu’akat, adil,  memegang adat, gotong-royong, setia, tahu diri, jangan mencari musuh, rendah hati, dan sabar.

“Masih ada pemisah ketika seorang tokoh agama menjadi politisi. Seorang tokoh agama ketika dia masuk politik sudah lain lagi perhitungan dan penilaian dari jamaahnya. Kalau dalam perspektif orang Melayu, memilih sosok pemimpin seorang tokoh agama bisa dipertanggung jawabkan alias mereka bisa dipercaya. Namun jika seorang tokoh agama masuk politik, penilaian dari jamaahnya bisa jadi berubah karena image yang ada dalam politik itu sendiri,” terangnya.

Baca Juga:
Inilah Wajah Pelaku Pembunuh Dan Pemerkosa Bocah 8 Tahun di Kertapati
Seminar nasional dengan tema ‘Merajut Persatuan Berbangsa Dengan Politik dan Komunikasi Berbasis Kearifan Melayu’ di ruang Munaqosah FISIP, UIN Raden Fatah, Kamis, (30/11/17).

Ketua Aspikom Dr. Heri Budianto menjelaskan jika image politik memang kurang baik di masyarakat. Ketika seseorang terjun ke dunia politik, maka harus siap menerima konsekuensi bahwa akan ada image buruk yang melekat. “Padahal kita juga harus tau dan paham jika kita tidak berani masuk politik, tidak berani terjun ke dalamnya, maka tidak akan ada perubahan yang lebih baik. Karena politik di kuasai oleh orang-orang yang buruk, jadi orang baik jangan takut masuk politik. Kita lah yang harus membawa perubahan itu agar dapat membawa perubahan yang lebih baik,” kata Heri.

Sementara itu Wakil Dekan Bid. Akademik dan Kelembagaan FISIP UIN Raden Fatah Dr. Yenrizal, M.Si juga menambahkan, meskipun mahasiswa UIN telah memiliki pendidikan formal dalam hal politik namun pendidikan politik di luar kelas juga diperlukan. Hal itu berguna untuk membina mahasiswa agar kelak menjadi kader politik yang cerdas dan amanah. “Kita persiapkan dari sekarang, jadi mereka belajar bagaimana hidup dalam politik itu. Kita arahkan melalui kegiatan-kegiatan seperti ini agar mereka tidak buta politik, agar muncul kader-kader baru dan lebih variatif,” tutupnya. (nad)

Komentar

Terbaru