MANAberita.com – DALAM rangka memfasilitasi minat dan bakat. Puluhan siswa SMA Bukit Asam (SMABA) Tanjung Enim mengikuti workshop merakit robot di Aula sekolah, Senin (13/11/2017). Sekolah mengundang pakar dari komunitas Kometronika mahasiswa Teknik Elektronika Universitas Sriwijaya Palembang. Dalam waktu sekitar satu jam siswa SMA Bukit Asam berhasil merakit robot line follower analog.
Kepala SMA Bukit Asam, Evi Komalasari SSos, melalui pembina komumitas robotik SMABA, Nuraidah ST mengatakan, kegiatan merakit robot ini dalam rangka memberikan wawasan dan pengalaman kepada siswa jurusan MIPA SMA Bukit Asam. Kali ini dengan mendatangkan instruktur dari komunitas Kometronika mahasiswa jurusan elektronika Unsri Palembang.
“Ini acara inovasi pelajaran Fisik untuk anak-anak MIPA yang mempunyai ketertarikan tentang merakit robotika. Kegiatan ini masih dalam tahap pengenalan, dan kedepan saya berharap anak-anak bisa membuat komunitas robotika, dan sekolah akan siap memfasilitasinya, “terang Nuraida.
Untuk mempersiapkan acara ini, Lanjut Nuraida, anak-anak mendapatkan pengarahan dari para instruktur. Kemudian, alat-alat dan komponen untuk merakit robitik ini sudah disediakan oleh pihak instruktur pula. Selanjutnya, dalam merakit robotika tersebut para peserta yang mengikuti kegiatan ini telah disediakan kertas panduannya.
“Jadi buku panduan sudah ada, anak-anak hanya persiapan obeng saja. Karena komponen robot tinggal dirakit saja. Meski begitu beberapa kali percobaan gagal. Namun akhirnya semua berhasil diikutkan kompetisi, “imbuhnya.
Ali Zainal Abidin ST, dari komunitas Kometronika Palembang mengatakan, tidak terlalu sulit mengajarkan anak-anak SMA Bukit Asam merakit robot tingkat pemula ini. Lanjut dia, karena anak-anak tinggal mengikuti buku panduan yang sudah ada pada saat merakit satu unit robotika line follower analog.
“Awalnya masih bingung dengan sistem perakitan, karena siswa masih awam dan ngambang. Tetapi perlahan-lahan anak-anak bisa mengikuti buku panduan, dan akhirnya bisa berhasil merakit robot, “kata Zainal.
Sementara itu, M Pandu Pratama, siswa kelas 11 MIPA peserta dalam kegiatan workshop ini mengaku tidak terlalu sulit melakukan perakitan robot tersebut. Menurut, kesulitan yang dirasakan oleh kelompoknya yakni soal penyetelan keseimbangan dan sensor kepekaan robot dengan garis lintasan.
“Sempat lima kali uji coba di lintasan, dan akhirnya berhasil. Kesulitan pada pengaturan keseimbangan, dan pengaturan sensor gerak untuk mengatur kecepatan, “kata Pandu. (EKO)