MANAberita.com — PENDIRI sekaligus pemimpin Jamaah Anshorut Daulah atau JAD, Aman Abdurrahman telah divonis hukuman mati pada sidangnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Jumat (17/05) kemarin.
Dalam sidang ini pula terkuak bagaimana Aman merayu pengikutnya untuk menjadi pelaku pengeboman, salah satunya ialah Kiki Muhammad Iqbal, murid dari Aman.
Diketahui Kiki sempat satu sel bersama Aman di Nusakambangan. Ketika Kiki dinyatakan bebas, ia mendapatkan amanat untuk meneruskan perjalanan Aman.
“Saat bebas, Kiki mendapat pesan dari Aman untuk meneruskan kajian tauhid karena diketahui Kiki Muhammad Iqbal adalah guru ngaji di Bandung,” kata Jaksa Penuntut, dikutip dari Pos Belitung.
Kiki yang kembali aktif di lingkungan masyarakat mulai menyebarkan ajaran mereka yang diikuti JAD Mundiriyah dan Koriyah Bandung Timur mengenai Tauhid.
Dalam ajaran tauhid Aman, ia meminta para anggota kajian untuk mentauhidkan dengan sebenar-benarnya keutamaan dari jihad.
“Keutamaan jihad yaitu amalan dalam Islam, pahalanya adalah dihapuskan segala dosa-dosanya dan dikawinkan dengan 72 bidadari,” tambah Jaksa penuntut.
Sasaran mereka sendiri adalah Pemerintahan yang dianggap tak menjalankan perintah Allah dan pengikutnya seperti TNI, Polisi, PNS serta lainnya.
Selain dikawinkan dengan 72 bidadari, ada pula ‘keistimewaan’ lainnya, yaitu: disematkan dikepalanya mahkota yang lebih indah dari bumi, langit dan seisinya, diampuni dosa-dosanya, diberikan syafaat kepada 70 anggota keluarganya, diberikan 72 bidadari, dilapangkan kuburnya, jasad dan darahnya wangi, dibebaskan dari siksa kubur dan dibebaskan dari fitnah.
Setelah mengikuti kajian Kiki, 7 hari setelahnya Ikhwan Nur Salam, dan Ahmad Sukri meledakkan bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada 26 Mei 2017.
“Setelah saya bebas dari Nusakambangan, beliau (Aman) pernah memberikan pesan kepada saya. Beliau memberikan pesan untuk meneruskan dakwah,” kata Kiki. (Dil)