MANAberita.com — NOVEl diserang oleh dua orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu. Salah satu penyerang menyiramkan air keras yang mengenai mata Novel saat penyidik kasus korupsi e-KTP itu pulang salat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya.
Satu tahun lebih berselang, polisi tak kunjung menemukan pelaku dari penyiraman air keras dan diduga tak serius mengusut kasus ini. Bahkan, akibat dari peristiwa ini membuat mata kiri Novel mengalami kerusakan sebanyak 95% sehingga harus dirawat ke Singapura dan kini ia menggunakan mata palsu.
Parahnya, setelah perawatan mata di Singapura, Novel Baswedan masih menerima ancaman dari seseorang yang dia duga sebagai salah satu pelaku penyiraman.
“Sepulang dari Singapura saya masih diancam, kok,” kata Novel di depan rumahnya, Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad, 17 Juni 2018, dilansir dari Tempo.
Sepulangnya menjalani perawatan intensif di negeri singa itu, Novel pulang ke Indonesia pada 22 Februari 2018. Hari itu juga, kata Novel, dia melihat pelaku penyerangan 11 April tahun lalu ada di seberang rumah.
“Saya pulang hari pertama tanggal 22 Februari. Pelakunya di depan situ,” kata Novel sembari menunjuk jalan di seberang rumahnya. “Kalau sungguh-sungguh melakukan pengungkapan, tidak mungkin dong dia berani.” (Dil)