MANAberita.com — SEORANG ayah bernama Syam Lumula menceritakan di Facebook ketika anaknya harus meninggal dunia karena diduga dilahirkan secara paksa oleh oknum bidan.
Diduga, bayi berjenis kelamin laki-laki itu meninggal dunia karena ulah sejumlah bidan. Bermula pada Jumat (24/10) kemarin ketika sang istri pergi ke puskesmas untuk melakukan pengecekan kehamilan, disebutlah jika si ibu dan anak dalam keadaan baik.
Pada pukul 01.00 pagi, istri Syam mengalami pecah ketuban hingga segera dibawa ke bidan, rupanya sudah bukaan 3. Parahnya, oknum bidan berinisial S ini justru memaksa si ibu untuk segera mengejan da diancam jika bayi tak keluar dalam waktu setengah jam maka akan dilarikan ke rumah sakit.
Karena takut, ibu hamil ini lantas mengejan hingga merasa tak kuat lagi. Bukannya membawa pasien ke rumah sakit, bidan ini justru mendorong perut si ibu hamil agar bayinya keluar.
Sayangnys, hal ini justru membuat si bayi meninggal dunia. Berikut curhatannya.
@Syam Lumula: “Asalamu alaikum pak.ini kronologis kejadian.
Pada 24 malam pukul 20:00 saya membawa istri saya ke puskesmas global limboto setelah sampai di puskesmas istri saya langsung di cek Ternyata sudah bukaan 3
Dan pada waktu itu istri saya dan kondisi bayinya dalam keadaan normal baik jantungnya mau pun kontraksi bayi dalam kandungan semua baik baik saja.setelah pukul 01:00 dinihari pecah ketubannya istri saya.
15 menit setelah pecah ketuban bidan dan perawat sudah ribut ribut kelihatan panik dan di situ ada seorang perawat yang bernama A mengancam kalau tidak ngeden atau tidak keluar bayinya sampai pukul setengah 3 akan di bawa ke rumah sakit di situlah ada rasa ketakutan pada istri saya dan mulailah mereka(bidan dan perawat) sudah mendorong dorong perut istri saya dengan sekuat tenaga.
Bahkan saya di minta tolong oleh bidan S membantu mendorong perut istri saya yang lagi sakit tetapi bidan S katakan saya tidak ada tenaga untuk mendorong perut istri saya. bahkan perawat sampai bergantian mendorong perut istri saya, bahkan istri saya mengatakan tidak kuat lagi dengan rasa sakit di dorong dorong seperti itu.
Dan bidan S tetap memaksa istri saya ngeden terus sambil di dorong dorong sama dua orang perawat dan dua orang perawat lagi memegang kaki bahkan kaki istri saya di taruh di pundak dua orang perawat tersebut.
sedangkan mereka bilang itu prosedur. kalau menurut saya prosedur di bantu dengan dorongan itu setelah kepala bayi sudah kelihatan. ini tidak bahkan bidan dan perawat tidak peduli melihat istri saya kesakitan menahan rasa sakit perutnya di paksa di dorong seperti itu. itu satu keganjalan yang saya lihat.
Keganjalan berikutnya dua perawat memegang kaki istri saya bahkan kaki istri saya di angkat ke pundaknya perawat. tetap saja kepala bayi tidak kelihatan. Istri sudah berkali kali bilang saya tidak kuat lagi tetapi mereka memaksa istri ngeden terus menerus sedangkan bayi tidak kontraksi.
pada malam itu bidan dan perawat panik dan ribut ribut kelihatan kepanikan.istri saya merasa setelah perawat mendorong dorong perut istri saya bayi hanya bergerak tiga kali setelah itu tidak bergerak lagi sampai akhirnya.
pada pukul 2:15 menit dini hari akhirnya kepala bayi keluar di situ kepanikan terjadi lagi. Bidan S tidak bisa berbuat apa apa dan akhirnya saya dan masih membantu mengeluarkan bayinya dan akhirnya bayi keluar tetapi tidak bergerak.
Setelah bayi sudah di luar bidan S hanya menepuk nepuk kaki bayi. tetap saja bayi nya tidak bergerak. dan disitu bidan S malah kasih pakai baju ke bayi dan tidak kasih tau keadaan bayi ke saya justru bidan S tingalkan begitu saja bayi di atas tempat bayi.
Seharusnya bidan S kasih tau kepada saya bayinya masih hidup apa tidak justru bidan S malah duduk diam saja. Setelah itu saya gendong bayinya saya merasa ada denyut nadi di bagian atas leher kepala belakang berdenyut tiga sampai empat kali kemudian saya memberitahu kepada bidan S tetapi di jawabanya itu hanya urat saja.
Saya merasa kecewa dengan pelayanan bidan dan perawat di puskesmas global limboto. dan saya membuka kembali baju yang di pakai oleh bayi saya ternyata saya melihat di bagian belakang bayi dari pundak sampai bagian pandat bayi memar memar..
Kalian tega menghilangkan nyawa anakku
Kalian menutupi kesalahan kalian sendiri
AZAB akan menanti kalian.
Hari ini adalah 30 hari kematian putraku.
Lahir 25-09-2018 pukul 02:15
Keadaan tidak bernyawa
Dan kalian abaikan nyawa anakku. Sampai kapanpun aku tidak akan tinggal diam
Selama aku masih hidup aku tetap mencari keadilan atas kematian anakku……
Maafkan papa dan mama ya nak
Setiap detik papa dan mama selalu teringat lincahnya ade yudha sewaktu dalam kandungan mama. Apapun ade yudha minta selalu papa turuti. tapi papa sangat sedih kenapa Ade terlalu cepat tinggalkan papa. Maafkan papa ya nak,” tulisnya.
Hingga cuitan ini dinaikan, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai kasus kematian bayi tersebut. (Dil)