MANAberita.com — NAMANYA Peng Peng. Bocah laki-laki ini hanya terbaring tanpa pergerakan apa pun. Matanya tertutup dan sekilas mirip orang tidur. Tenang. Tapi ternyata apa yang dialami si bocah lebih mengerikan dari mimpi buruk. Bagaimana tidak, senyatanya Peng Peng terbaring koma. Dikutip dari DailyMail kemarin, kasus yang menimpanya mengguncang Negeri Tirai Bambu.
Peng Peng yang berusia enam tahun menjadi korban kekerasan domestik dengan pelaku Sun Xiaoqian yang tak lain ibu tirinya. Kesal melihat seprai kotor dan tak mau diam, entah apa yang dilakukan Sun, yang pasti berakhir dengan kondisi Peng Peng yang saat dibawa ke rumah sakit membuat petugas medis tak percaya.
Laporan CCTV, tujuh puluh lima persen tulang tengkorak Peng Peng retak dengan sejumlah pendarahan otak. Tak itu saja, tulang iganya patah, tempurung lutut hancur, penglihatan tak lagi normal, gigi depan rontok dan lecet di mana-mana. Sejak ayahnya bercerai pada Desember 2015 dan menikah dengan Sun pada Oktober 2016, Peng Peng memilih tinggal dengan sang ayah.
Namun pilihannya ternyata berujung maut. Peng Peng kerap mendapat hukuman dari Sun. Kepada aparat perempuan muda itu mengatakan dirinya menerapkan aturan ketat demi disiplin. “Aku juga takut sekali suamiku menganggap istrinya tak bisa mengurus anak,” ujarnya. Sejak dilaporkan pada kepolisian dan ditahan, kini ia mengaku menyesal.
“Rasanya menyakitkan saat kusadari aku tak merawat anakku dengan baik. Andai aku bisa menggantikan posisinya,” ujarnya. Sun juga paham kasusnya kini menjadi perhatian banyak pihak. Peng Peng sendiri sejak kasus ini terungkap Mei tahun lalu masih terbaring di rumah sakit dengan biaya per bulan 5,500 yuan (hampir Rp 12 juta) ditanggung donatur.
Pertama diposting via Weibo, berita mengenai kisah Peng Peng dibaca lebih dari 77 juta kali. Gelombang kemarahan tak tertahan saat detail penyiksaan mulai terungkap. Misalnya Peng Peng yang menjadi sasaran pukulan bambu hingga diikat kabel dan tali. Kini Sun pasrah saat pengadilan Linwei District Court di Weinan, Shaanxi, menjatuhinya hukuman 16 tahun. Meski disambut baik, tak sedikit yang menilai hukuman tersebut tak setimpal.
Bagaimana dengan ayah Peng Peng? Sampai sekarang ia menolak berkomentar. (Dil)