MANAberita.com – KITA tentu sering mendengar saran dari orang tua yang meminta kita untuk tidak tidur saat maghrib. Selain dikaitkan dengan hal mistis atau masalah agama, tidur saat maghrib juga disebut-sebut bisa membuat kita mengalami gangguan suasana hati. Sebenarnya, apakah memang tidur saat maghrib bisa membahayakan kesehatan?
Dampak tidur saat maghrib
Pakar kesehatan menyebut ada alasan logis yang membuat kita cenderung bangun dengan kondisi badan yang tidak nyaman dan suasana hati yang uring-uringan setelah tidur saat maghrib. Hal ini terkait dengan berubahnya jam biologis pada tubuh kita. Sebagai informasi, jam biologis atau ritme sirkadian tubuh berpengaruh besar pada jalannya berbagai fungsi dan organ tubuh secara otomatis.
Saat tengah malam misalnya, kita biasanya berada dalam kondisi sedang tidur nyenyak. Saat inilah tubuh menjalankan proses detoksifikasi tubuh. Jika kita begadang dan tidak tidur, maka tubuh akan kebingungan dan proses ini tidak bisa berlangsung dengan semestinya.
Sayangnya, jika kita tidur saat maghrib, tubuh juga akan mengalami kebingungan yang serupa karena di saat inilah tubuh sebenarnya berada dalam kondisi bugar dan sangat aktif. Sebagai contoh, di waktu inilah paru-paru kita bekerja dengan kekuatan 17 persen lebih besar.
Kekuatan otot juga cenderung lebih besar 6 persen dibandingkan dengan waktu lainnya. Jika kita justru tidur di saat tubuh lebih bugar, aktif, dan kuat, tentu akan terjadi kekacauan pada berbagai sistem yang ada di dalam tubuh.
Tubuh pun segera melakukan penyesuaian diri pada sesuatu yang tidak biasa jika kita tidur saat maghrib. Sebagai contoh, paru-paru yang sedang sangat kuat justru dipaksa untuk menjadi lebih rileks. Hal inilah yang akhirnya membuat tubuh terasa tidak nyaman dan membuat suasana hati kita menjadi semakin buruk.
Menyebabkan gangguan keseimbangan hormon
Perubahan jam biologis akibat tidur di waktu yang sangat tidak biasa akan memicu kekacauan hormon dengan signifikan. Sebagai informasi, demi memastikan waktu tidur malam yang nyenyak dan berkualitas, maka tubuh akan memproduksi hormon melatonin yang membuat kita mengantuk pada pukul 21.00 hingga 06.00 pagi. Di jam-jam lainnya, khususnya di waktu maghrib, tubuh biasanya tidak memproduksi hormon tersebut sehingga jumlahnya sangat rendah.
Hanya saja, karena kita justru sudah memposisikan diri untuk beristirahat, tubuh pun terpaksa memproduksi hormon melatonin. Setelah bangun, kadar hormon melatonin di dalam tubuh masih cukup banyak dan kita pun kesulitan untuk segera kembali berenergi. Demi menghilangkan rasa kantuk ini, tubuh kemudian memproduksi hormon adrenalin dan kortisol dengan berlebihan. Sayangnya, kedua hormon ini bisa memicu datangnya stres dan memperburuk suasana hati.
Dalam dunia medis, kondisi yang membuat kita mengalami sensasi lemas, pusing, uring-uringan, dan tak bertenaga saat tidur disebut sebagai sleep inertia. Kondisi ini sering terjadi saat kita tidur siang dengan berlebihan, kaget dan terbangun saat sedang nyenyak-nyenyaknya tidur, dan tidur di waktu maghrib.
Terkait dengan masalah kolesterol tinggi dan diabetes
Selain bisa membuat kondisi tubuh dan suasana hati memburuk, pakar kesehatan menyebut kebiasaan tidur di waktu maghrib ternyata bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Hal ini terkait dengan kekacauan sistem metabolisme tubuh dan keseimbangan hormon yang akhirnya membuat jumlah kolesterol jahat meningkat.
Gangguan hormon juga akan membuat produksi hormon insulin yang mengendalikan kadar gula darah terganggu. Hal ini tentu akan membuat kadar gula darah terus berada dalam kondisi tinggi dan akhirnya meningkatkan risiko diabetes.
Melihat fakta-fakta ini, sebaiknya memang kita tidak lagi tidur di waktu maghrib. (Ila)