Kronologi Bentrok Antarwarga Desa di Maluku Tengah yang Telan Korban Jiwa

  • Kamis, 27 Januari 2022 - 09:12 WIB
  • Peristiwa

MANAberita.com – BENTROK di perbatasan Desa Kariuw dan Desa Ori, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Rabu (26/1) pecah.

Dilansir CNNIndonesia.com, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Mohamad Roem Ohoirat mengatakan bahwa kericuhan semula berawal dari kesalahpahaman antara dua orang warga kampung yang bertetangga itu.

Ia menyebutkan masalah tersebut kemudian berbuntut panjang hingga akhirnya terjadi konsentrasi massa yang menganiaya seorang warga desa.

Penganiayaan itu tak juga terselesaikan dan malah menyulut pertikaian antara warga dua desa yang pecah pada hari ini.

“Ini terus berbuntut sampai dengan pagi tadi yang kami sesalkan adanya penyerangan kepada kedua belah pihak,” ujar Ohoirat.

Sejumlah rumah penduduk terbakar dalam peristiwa tersebut. Selain itu, Polda Maluku mencatat hingga saat ini setidaknya ada dua orang tewas.

Polisi Jadi Korban, Terluka Tembak
Ohoirat menjelaskan dalam insiden itu seorang personel Polsek Pulau Haruku turut menjadi korban luka dan tertembak pada bagian rahang.

Baca Juga:
Detik-detik Sebelum Tewas Dua Remaja Mabuk Ini Sempat Live Streaming

Saat ini, anggota polisi tersebut telah dibawa ke Ambon untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Untuk mengantisipasi situasi keamanan di sana, polisi mempertebal pasukan pengamanan. Setidaknya, 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) atau sekitar 100 personel telah diberangkatkan ke Pulau Haruku.

Menurutnya, jejak sejarah pernah mencatat pertikaian yang terjadi antara kedua desa tersebut akibat permasalahan tapal batas. Roem menilai bahwa masalah tersebut hingga saat ini belum dapat terselesaikan. Sehingga, dari waktu ke waktu konflik serupa terus terulang.

Baca Juga:
Gempa M 7,5 Robohkan Rumah Warga Desa Romnus Maluku

“Tentunya kami mengimbau kepada masyarakat kedua desa untuk menahan diri,” tambah dia.

Akibat bentrokan yang terjadi, sejumlah penduduk Desa Kariuw diketahui mengungsi ke dataran tinggi. Hal itu dilakukan usai seorang pendeta meminta jemaatnya untuk mengevakuasi diri setelah ada rumah di kampung yang terbakar akibat bentrokan itu.

[SAS]

Komentar

Terbaru