Akibat Minyak Goreng Kemasan Mahal,  Dikhawatirkan Masyarakat Rebutan Minyak Goreng Curah!

  • Sabtu, 19 Maret 2022 - 19:58 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – PEMERINTAH telah resmi mencabut HET untuk minyak goreng kemasan ke harga pasar. Harga minyak goreng pun jadi mahal setelah HET dicabut.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) khawatir jika minyak goreng curah yang digunakan masyarakat menengah ke bawah akan tetap susah untuk didapatkan.

Melansir dari detik.com, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan kini muncul disparitas harga yang sangat besar di pasar. Antara minyak goreng curah yang masih diberikan HET sebesar Rp 14 ribu per liter dan minyak goreng kemasan dengan harga sesuai pasar yang sudah mencapai Rp 24 ribuan per liter.

“Ini takutnya ada masalah dan anomali karena adanya disparitas harga tinggi antara premium dan curah,” kata Tulus, dalam sebuah diskusi virtual dengan MIPI, Sabtu (19/3/2022).

Anomali yang bisa terjadi setelah HET minyak goreng dicabut adalah berpindahnya konsumen minyak premium ke minyak curah. Bahayanya, hal ini berpotensi membuat masyarakat kecil harus berebut minyak goreng murah dengan kalangan yang lebih mampu. Ujungnya, minyak goreng curah tetap akan sulit didapatkan.

Menurut Tulus kalau sudah begini kisahnya akan sama seperti yang terjadi pada tata niaga gas LPG. Kala masyarakat kelas menengah atas ikut menggunakan LPG melon 3 kg yang disubsidi karena ada disparitas harga tinggi dengan LPG non subsidi.

“Saya khawatir kelompok premium turun kelas ke minyak goreng curah, padahal itu untuk masyarakat kecil. Ini memang wajar terjadi. Sama seperti yang terjadi di gas Elpiji melon, banyak konsumen non subsidi itu turun kelas jadi konsumen gas melon,” jelas Tulus.

Menurutnya, kualitas minyak goreng curah dan kemasan tak jauh berbeda, namun minyak goreng harganya jauh lebih murah. Insting konsumen akan mencari ke yang lebih murah.

“Kan kualitas minyak gorengnya sama, barangnya sama, tapi yang curah harga lebih murah. Konsumen pasti akan cari yang lebih murah instingnya. Yang masyarakat kecil pakai minyak apa kalau begini,” terang tulus

Baca Juga:
Pemimpin Muslim Meningkatkan Kewaspadaan Setelah ‘Insiden Kebencian’ di Masjid Kanada

Tulus juga mengatakan disparitas harga minyak goreng yang terjadi kala HET dicabut dapat memicu munculnya minyak oplosan. Akan muncul minyak goreng kemasan tapi isinya adalah minyak curah di pasar, sehingga pengoplos minyak ini masih bisa untung dari selisih harga yang ada.

Dengan begitu, kemungkinan minyak curah yang memang diperuntukan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah akan tetap langka.

“Harus diwaspadai juga dengan ada kebijakan ini soal HET dicabut, itu akan memicu anomali salah satunya adalah minyak goreng oplosan. Jadi minyak subsidi yang curah itu dioplos jadi minyak kemasan kan harganya lebih mahal, dan untungnya lebih besar,” papar Tulus.

Baca Juga:
Pemerintah Memilih Bos Minyak Jaber Untuk Memimpin Pembicaraan KTT Iklim COP28

Modus oplosan lainnya adalah menjual minyak goreng jenis curah dengan mengolah kembali minyak goreng jelantah alias minyak bekas pakai.

“Anomali lain, minyak curah abal-abal dibuat dari minyak jelantah dan diolah kembali jadi minyak kemasan dan dijual seolah-olah minyak baru,” ungkap Tulus.

(Rik)

Komentar

Terbaru