Manaberita.com – PRESIDEN Joko Widodo mengimbau agar masyarakat tidak membanding-bandingkan syarat mudik dengan syarat menonton MotoGP. Ia merespons keluhan sejumlah pihak atas kebijakan pemerintah menjadikan vaksin booster sebagai syarat mudik.
Jokowi menegaskan syarat tersebut diterapkan untuk mencegah penularan Covid-19. Ia mengungkapkan pemerintah mengantisipasi pergerakan 79 juta orang selama masa mudik Lebaran Idulfitri.
“Jangan dibandingkan nanti dengan acara-acara yang lain, misalnya MotoGP yang 60 ribu. Enggak bisa 60 ribu dibandingkan dengan 79 juta,” kata Jokowi, disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (30/3).
Melansir dari CNN Indonesia, Jokowi mengatakan pemerintah berhati-hati mengelola kebijakan mudik. Oleh karena itu, pemerintah hanya memperbolehkan mudik bagi orang yang telah vaksin dua kali dan menerima booster.
Mantan Wali Kota Solo itu berharap masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan selama mudik dan berwisata. Dia berkata langkah-langkah tersebut sebagai upaya mencegah penularan Covid-19.
“Ini untuk melindungi kita semuanya, untuk menjaga kita semuanya,” ucap Jokowi.
Sebelumnya, pemerintah memperbolehkan masyarakat mudik pada Idulfitri tahun ini. Namun, pemerintah hanya memperbolehkan mudik bagi warga yang telah mendapat tiga dosis vaksin Covid-19.
Aturan itu menuai protes dari sejumlah pihak. Juru Bicara Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Dimas Prakoso Akbar membandingkan kebijakan itu dengan sikap pemerintah saat penyelenggaraan MotoGP Mandalika.
“Vaksin booster dijadikan syarat mudik memakai pertimbangan apa? Jika memakai pertimbangan medis, kenapa kemarin pagelaran MotoGP di Mandalika yang notabene dihadiri ratusan ribu penonton tidak diterapkan persyaratan PCR, antigen, maupun vaksin booster?” ucap Dimas.
(Rik)