Manaberita.com – SEORANG ibu- ibu yang meninggal di lokasi antrean minyak goreng. Diketahui sebelum Sandra (41) meninggal di lokasi antrean minyak goreng, sang suami, Budianto sudah melarang istrinya untuk pergi ke sana.
Tak hanya itu, Budianto juga menepis informasi bahwa istrinya tersebut meninggal karena berdesakan sewaktu mengantre minyak goreng.
“Iya, saya sudah larang. Memang tidak saya bolehkan juga,” tuturnya
Dilansir dari Tribunjateng.com, Karenanya, bapak dari 5 orang anak ini, menyesali adanya narasi bahwa istrinya ikut mengantre.
Dia mengakui memang sebelum berangkat, almarhum istrinya yakni Sandra sudah mengeluh sedang sakit.
Ia mengatakan, sebelum berangkat, almarhum istrinya pamit untuk membeli nasi kuning untuk sarapan, dan ingin melihat antrean di ritel nasional.
“Rumah ini kan jaraknya dekat, jadi dia bilang begitu, dan saya ingatkan jangan ngantre. Dia beli kue untuk sarapan saja tidak mau ngantre, apalagi ngantre minyak goreng,” jelasnya.
Saat itu, saat istirnya pergi, Budianto dalam posisi mandi.
Dia tiba-tiba mendengar teriakan orang-orang yang mengatakan istrinya pingsan.
“Waktunya sangat singkat sekali, jadi dia tidak berdesak-desakan. Hanya turun saja ke Alfamidi,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang yang berada di depan ritel nasional tersebut, Sinta, melihat adanya kejadian tersebut.
“Memang banyak yang antre dan belum buka, Sandra itu baru mau masuk ke antrean, ya mungkin mau antre ya, tapi kasihan, sedih juga langsung pingsan,” tuturnya.
Diketahui, peristiwa itu terjadi di Jalan Kampung Cina RT 05 Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pada Sabtu (12/32022) pagi.
Kapolsek Teluk Bayur AKP Kasiyono mengatakan, saat kejadian, minimarket tersebut belum buka alias masih tutup.
Hanya saja, kerumunan warga sudah memadati depan minimarket sejak pukul 07.00 Wita.
Suami dari korban meninggal akibat mengantre minyak goreng, membeberkan bahwa istrinya baru ingin mengantre, bukan berdesak-desakan.
Sementara minimarket dijadwalkan buka pukul 08.00 Wita.
“Warga sudah standby depan Alfamidi sebelum buka,” kata dia
Lebih lanjut ia mengatakan, korban mulanya jatuh pingsan saat berkerumun mengantre minyak goreng di depan minimarket tersebut.
“Setelah jatuh, warga melakukan pertolongan.
Namun meninggal saat menuju rumah sakit,” ujar Kasiyono.
Dengan menggunakan mobil ambulance Kecamatan Teluk Bayur, dikatakan Kasiyono, korban lalu dibawa suaminya menuju ke RSUD Abdul Rivai.
Namun, korban meninggal dunia saat masih dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.
“Baru sampai di Bujangga, korban sudah meninggal dunia, dan oleh suaminya di bawa pulang kembali ke rumah,” kata dia.
“Pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum terhadap jenazah korban.
Kasus dalam proses lidik Polsek Teluk Bayur.
Mengeluh Sakit di Dada
Kasiyono menuturkan, korban berangkat dari rumahnya dengan berjalan kaki menuju Alfamidi sekitar pukul 07.00 Wita.
Rumahnya hanya berjarak sekitar 80 meter dari minimarket yang menjual minyak goreng murah.
Korban ternyata sempat mengeluh sakit dada sebelum berangkat ke minimarket tersebut.
“Sebelum berangkat, ibu ini sempat pamit sama suaminya. Dia mengeluh sakit dada.
Sempat diurut suami pakai minyak kayu putih.
Sempat dilarang suaminya, tapi korban bilang ‘enggak masalah, kalau ramai saya enggak beli’,” tutur Kasiyono menirukan ucapan korban.
Setelah sampai di lokasi, ternyata warga sudah memadati di depan minimarket.
Sementara posisi korban agak terpisah dari kerumunan. Ia tiba-tiba jatuh pingsan dan sempat kejang-kejang.
Warga yang ada di lokasi lalu memberi pertolongan menuju rumah sakit RSUD Abdul Rivai Tanjung Redeb. Namun korban meninggal dalam perjalanan.
“Kata saksi di lokasi, ibu ini sempat batuk-batuk, kemudian jatuh pingsan,” terang dia.
Menurut keterangan suami, kata Kasiyono, korban memiliki riwayat penyakit asma.
Dengan menggunakan mobil ambulance Kecamatan Teluk Bayur, dikatakan Kasiyono, korban lalu dibawa suaminya menuju ke RSUD Abdul Rivai. Belum sempat tiba di RSUD, korban sudah meninggal dunia.
“Baru sampai di Bujangga, korban sudah meninggal dunia, dan oleh suaminya di bawa pulang kembali ke rumah,” ungkapnya.
“Pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum terhadap jenazah korban.
Rencananya jenazah korban akan dimakamkan di pemakaman Muslimin Kelurahan Teluk Bayur, masih menunggu kedatangan anak korban dari Samarinda,” tuturnya.
Tanggapan Camat
Camat Teluk Bayur, Endang Iriyani mengatakan turut prihatin atas kejadian yang sangat tidak disangka.
Ia memastikan antrian tidak begitu berdesakan, namun memang betul, antusian warganya dalam mencari minyak goreng memang tidak berbeda dari yang lainnya.
Ia mengakui juga kejadian ini akan langsung diteruskan kepada Pemkab Berau, terutama anak dari Sandra sendiri, masih ada 2 anak yang masih kecil.
“Kami turut prihatin, hingga terjadi kejadian seperti ini,” kata dia.
(Rik)