Rusia Akan Default, Investor Besiap

Manaberita.com – HARGA untuk swap default kredit Rusia (sebuah kontrak asuransi yang melindungi investor dari default) semalam jatuh tajam setelah Moskow menggunakan cadangan mata uang asingnya untuk melakukan pembayaran utang pada menit terakhir di hari Jumat.

Dilansir ABC (01042022) Biaya untuk swap default kredit selama lima tahun atas utang Rusia adalah $5,84 juta untuk melindungi utang $10 juta. Harga itu hampir setengahnya. Kira-kira $11 juta untuk $10 juta dalam perlindungan utang adalah sinyal bahwa investor yakin akan kegagalan Rusia pada akhirnya.

Rusia menggunakan cadangan mata uang asingnya yang berada di luar negeri untuk melakukan pembayaran, mundur dari ancaman Kremlin sebelumnya yang akan menggunakan rubel untuk membayar kewajiban ini. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Keuangan Rusia tidak mengatakan apakah pembayaran di masa depan akan dilakukan dalam rubel.

Meskipun kontrak asuransi jatuh, sebagian besar investor tetap yakin bahwa Rusia pada akhirnya akan gagal membayar utangnya untuk pertama kalinya sejak 1917. Lembaga pemeringkat utama Standard & Poor’s dan Moody’s telah menyatakan Rusia dalam “default selektif” atas kewajibannya.

Baca Juga:
Pemerintahan Biden Mencoba Menggunakan Perang Rusia-Ukraina Sebagai Kedok Untuk Kesepakatan Nuklir Baru Dengan Iran

Rusia telah terkena sanksi ekstensif oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan lainnya sebagai tanggapan atas invasi 24 Februari ke Ukraina dan operasi militernya yang berkelanjutan untuk mengambil alih wilayah Ukraina.

Komite Penentuan Default Kredit – kelompok industri yang terdiri dari 14 bank dan investor yang menentukan apakah akan membayar swap ini atau tidak. Pada hari Jumat dikatakan bahwa mereka “terus memantau situasi” setelah pembayaran Rusia. Pertemuan mereka berikutnya ada 3 Mei.

Pada awal April, kementerian keuangan Rusia mengatakan pihaknya mencoba melakukan pembayaran $649 juta yang jatuh tempo pada 6 April untuk dua obligasi ke bank AS. Sebelumnya dilaporkan sebagai JPMorgan Chase.

Baca Juga:
Niat Balas Dendam, Putin Mulai Targetkan 48 Negara Tak Bersahabat

Pada saat itu, sanksi diperketat yang atas invasi Rusia ke Ukraina mencegah pembayaran diterima, sehingga Moskow berusaha melakukan pembayaran utang dalam rubel. Kremlin, yang berulang kali mengatakan mampu secara finansial dan bersedia untuk terus membayar utangnya, berpendapat bahwa peristiwa luar biasa memberi mereka pijakan hukum untuk membayar dalam rubel, bukan dolar atau euro.

Investor dan lembaga pemeringkat, bagaimanapun, tidak setuju dan tidak mengharapkan Rusia untuk dapat mengubah rubel menjadi dolar sebelum masa tenggang 30 hari berakhir minggu depan.

[Bil]

Komentar

Terbaru