Manaberita.com – HEBOH sebuah fenomena benda jatuh dari langit terekam oleh kamera. video tersebut menarik perhatian netizen terutamanya para pencinta astronomi.
video fenomena tersebut diunggah oleh sebuah akun instagram @mountnesia. Pada caption unggahan, akun itu menginformasikan bahwa peristiwa terekam pada Rabu, 1 Juni 2022, pukul 18:32 WIB. Visual tersebut tertangkap CCTV FREKOM di Kalitengah Lor (Tenggara).
dilansir dari detikcom, Netizen pun membanjiri kolom komentar, menebak-nebak benda apa sebenarnya yang meluncur dari langit itu. Apakah bintang jatuh, meteor, atau benda langit lainnya?
“Waaaaa real dikira cuma di kartun atau sinetron doang ada bintang jatuh,” komentar salah satu netizen.
“Itu asteroid hey,” balas netizen lainnya.
“Kalau bintang jatuh ke Bumi, planet kita udah selesai. Yang kayak begitu cuma meteor atau asteroid, dan itu hampir setiap hari jatuh ke Bumi, karena terbakar oleh atmosfer Bumi, jadi jarang yang ada sampe ke Bumi,” timpal yang lain.
Peneliti Pusat Riset Antarika BRIN Andi Pangerang memastikan bahwa benda jatuh dari langit yang terekam kamera CCTV itu adalah meteor sporadis, bukan terkait hujan meteor.
“Perbedaan mendasar meteor sporadis dan hujan meteor adalah, kalau hujan meteor terjadi pada tanggal-tanggal tertentu dan intensitasnya selalu konstan,” kata Andi kepada detikINET, Kamis (2/6/2022).
Andi mencontohkan misalkan untuk Tau-Herculids yang sedang terjadi saat ini, tercatat aktif sejak 19 Mei hingga 19 Juni dengan puncak aktivitas terjadi pada 9 Juni. Intesitasnya selalu konstan meskipun bervariasi dari 1-72 meteor per jam.
“Sementara meteor sporadis tidak terjadwal, jadi bisa terjadi sewaktu-waktu. Bisa kapan saja dan intensitasnya itu tidak selalu konstan,” ujar Andi.
Sebagai perbandingan, hujan meteor bisa memunculkan ratusan meteor dalam satu jam. Sedangkan meteor sporadis, kemunculannya hanya satu atau dua meteor dalam satu jam, dan pada jam berikutnya mungkin bisa tidak muncul sama sekali.
Dari segi arah, berdasarkan keterangan dalam unggahan yang viral tersebut, kamera berada di sebelah selatan Gunung Merapi. Disebutkan Andi, detail seperti posisi kameranya menghadap ke mana, hingga arah pengamatan, diperlukan untuk menentukan benda apa yang jatuh. Karena ada kemungkinan itu pecahan benda jatuh antariksa buatan, baik roket maupun satelit.
“(Pada video ini) Merapi-nya berada di sebelah utara kamera, dan kameranya menghadap ke utara, maka jika cahaya tersebut bergerak dari barat ke timur, maka itu bukan hujan meteor, karena untuk hujan meteor yang saat ini sedang terjadi, Tau-Herculids, kemunculannya petang hingga menjelang subuh, arahnya dari arah timur laut jika disaksikan petang, kemudian pada tengah malam arahnya berada di utara, kemudian menjelang subuh arahnya di barat laut, artinya itu bukan terkait dengan hujan meteor melainkan meteor sporadis,” simpulnya.
(Rik)