Manaberita.com – Yunani membebaskan sebuah kapal tanker berbendera Iran yang disita pada bulan April, kata Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran (PMO). “Pemerintah Yunani akhirnya mengeluarkan perintah dan kami sekarang menyaksikan pencabutan penyitaan kapal dan pengembalian muatannya kepada pemiliknya,” kata PMO kepada Mehr pada hari Selasa. Pemerintah Yunani belum mengkonfirmasi langkah tersebut.
Melansir dari aljazeera, Kapal yang sebelumnya bernama Pegas dan berganti nama menjadi Lana pada Maret, telah melaporkan masalah mesin pada April. Kapal itu dilaporkan menuju ke Semenanjung Peloponnese selatan untuk menurunkan muatannya ke kapal tanker lain tetapi laut yang ganas memaksanya untuk berlabuh di lepas Karystos, di pulau Evia, di mana kapal itu disita.
Pembebasannya yang diduga dilakukan setelah pengadilan Yunani membatalkan putusan sebelumnya pekan lalu yang mengizinkan penyitaan oleh Amerika Serikat atas sebagian kargo minyak tanker Iran.
Athena telah mengaitkan penyitaan kapal tanker di Yunani dengan sanksi Uni Eropa yang dikenakan pada Rusia menyusul invasinya ke Ukraina pada Februari. Kapal tanker itu awalnya berbendera Rusia dan memiliki 19 awak Rusia di dalamnya pada saat disita.
Itu termasuk di antara lima kapal yang ditunjuk oleh AS pada 22 Februari – dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina – untuk sanksi terhadap Promsvyazbank, sebuah bank yang dipandang penting bagi sektor pertahanan Rusia. Pemilik kapal Rusia, Transmorflot, kemudian ditunjuk pada 8 Mei.
Kapal tanker itu, yang dilaporkan membawa 115.000 ton minyak Iran ketika disita, telah mengibarkan bendera Iran sejak 1 Mei. Iran dan Rusia menghadapi sanksi terpisah dari AS dan Uni Eropa.
Penyitaannya menyebabkan tanggapan marah dari Iran, yang mengecam penyitaan itu sebagai “pembajakan” dan memperingatkan akan mengambil “tindakan hukuman” terhadap Athena. Pasukan Iran menangkap dua kapal tanker Yunani di Teluk bulan lalu.
Perselisihan yang berlangsung telah terjadi dengan latar belakang upaya tegang untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, AS dan beberapa kekuatan dunia lainnya. Kesepakatan 2015 melihat sanksi dicabut terhadap Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir negara itu. Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada 2018.
[Bil]