Bantah Bansos Jadi Penyebab Harga Telur Naik, Mensos: Kami Punya Datanya!

  • Kamis, 25 Agustus 2022 - 23:27 WIB
  • Nasional

MANAberita.com –  MENTERI Perdagangan Zulkifli Hasan menyebutkan jika bantuan sosial (bansos) jadi salah satu faktor kenaikan harga telur. Menteri Sosial Tri Rismaharini membantah pernyataan dari Mendag.

“Jadi dulu telur harganya jatuh, kami yang salah karena kami enggak membeli, didemo industri peternak ayam, kenapa enggak mau beli Kemensos. Tapi bukan itu jawabannya. Jawabannya adalah, jadi sebenarnya kami enggak ada program dalam bentuk Natura baik beras maupun telur itu enggak ada, kami memberikannya lewat bank, mosok bank mau ngasih beras. Jadi kami kasih uang ke bank,” ujar Risma saat menghadiri peluncuran program layanan kesehatan untuk 435 desa di Kantor PDIP Kabupaten Bogor, Kamis (25/8/2022).

Risma menyerahkan kepada masyarakat terkait penggunaan bantuan sosial itu. Dalam hal ini, Risma menegaskan pihaknya tidak memberikan aturan pembelian produk di masyarakat.

“Nah, di masyarakat terserah, tapi yang jelas itu untuk kebutuhan nutrisi, untuk kebutuhan hidup, mereka boleh pilih, kami tidak memaksanya telur. Salah. Jadi boleh ikan, daging, telur. Jadi kalau (harga telur) naik, kami juga enggak tahu. Kalau ternyata penerima bansos itu membeli telur, ya kami enggak tahu, karena nutrisi itu bukan hanya telur,” ungkap Risma.

“Jadi kalau (harga telur) turun, saya disalahkan, kenapa enggak beli telur kami. Kalau naik kami disalahkan karena membelinya. Tapi saya enggak komentari itu ya. Tapi yang jelas kami bantunya dalam bentuk tunai. Program apapun itu kami lewat cash, kecuali lewat PT Pos, kecuali yang lansia yang dia ngambil bank. Kami punya datanya,” tambah Risma.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkap penyebab meroketnya harga telur ayam salah satu faktornya karena bansos.

Zulhas menjelaskan Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan bantuan uang kepada pemerintah daerah. Kemudian pemerintah daerah yang membelanjakan bantuan tersebut dalam bentuk sembako yang termasuk di dalamnya telur ayam.

Baca Juga:
Gara-Gara Hp Tak Bisa Dihubungi, Pria di Malang Nekat Aniaya Istrinya Sendiri

Tapi waktu pembelanjaan sembako itu, hanya dalam kurun lima hari jadi permintaan telur pun mendadak tinggi. Akibatnya permintaan dalam 5 hari mendadak tinggi, pasokan kurang di pasar, kemudian harga pun meningkat.

“Nah daerah daerah itu uangnya dibelanjakan dalam bentuk bantuan sembako hanya waktu lima hari salah satu isinya telur, nah ini rapel uangnya 3 bulan gak banyak, jadi ada permintaan 5 hari mendadak pasar kurang supplynya, ya biasa supply kalau kurang dikit, kaget, harga naik,” terang Zulhas, saat ditemui di Istana Negara, Kamis (25/8/2022).

Oleh karena itu, hasil pertemuan Zulhas dengan peternak untuk bantuan sosial tersebut dibelanjakannya tiap bulan, jangan mendadak. Hal tersebut disebut akan membantu juga untuk pengadaan stok telur ayamnya.

Baca Juga:
Klarifikasi Tentang Polisi Masuk ke Masjid Pakai Sepatu Saat Kejar Mahasiswa Peserta Demo

“Karena itu tadi saran dari pengusaha telur itu kalau bansos bisa nggak tiap bulan, karena menelur kan nggak bisa cepat, nggak bisa sekali nelur 5. Jadi kalau bisa tiap bulan, jadi kalau dibelanjakan nggak ada permintaan yang mendadak banyak,” jelasnya.

Zulhas pun menjamin setelah ini harga telur sekitar dua minggu lagi akan normal kembali. Saat ini diakui memang komoditas itu harganya sudah tembus Rp 31.000 per kilogram (kg).

(sas)

Komentar

Terbaru