MANAberita.com – SATUAN Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengungkapkan jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) pada anak yang mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.
Kumulatif kasus Covid-19 pada anak usia sekolah atau 7-18 tahun mencapai 22.980 kasus atau menyumbang 33,81 persen dari kasus Covid-19 nasional sepanjang Agustus 2022.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari pada kumulatif kasus Covid-19 pada anak sepanjang Juli 2022, dengan 17.174 kasus atau memberikan kontribusi 14,48 persen pada kasus Covid-19 nasional.
“Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 23 Agustus 2022, dari total 440.071 sekolah yang menyelenggarakan sekolah tatap muka, hanya 6.796 atau 1,54 persen yang melakukan active case finding,” kata Satgas dalam keterangan tertulis, Selasa (13/9).
Satgas juga menyoroti capaian vaksinasi pada kelompok umur 6-11 tahun yang masih rendah dibandingkan vaksinasi pada anak kelompok usia 12-17 tahun. Dengan demikian, Satgas meminta agar pihak sekolah mendukung kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan mematuhi aturan secara tertib.
Aturan tersebut telah tercantum dalam Surat Edaran (SE) Nomor 7 Tahun 2022 mengenai Diskresi Pelaksanaan Keputusan Bersama 4 (Empat) Menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease-19 (Covid-19) yang telah dirilis oleh Kemendikbud Ristek.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbudristek Anang Ristanto memastikan aturan Kemendikbud Ristek soal PTM 100 persen sudah memuat protokol kesehatan dan prosedur penghentian PTM apabila ada peserta didik yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Sejak tahun ajaran 2022/2023 sudah dimulai pembelajaran tatap muka 100 persen. Jadi pembelajaran ini salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah learning loss anak didik kita,” kata Anang.
Anang juga meminta orang tua agar tidak khawatir dan dapat mendukung pelaksanaan PTM dengan sepenuhnya. Ia mewanti-wanti agar seluruh pihak saling mengupayakan kedisiplinan protokol kesehatan, sehingga risiko penularan Covid-19 dan terbentuknya klaster baru dapat diminimalisir, khususnya pada lingkungan satuan pendidikan.
Ia melanjutkan, berdasarkan data dari Pusdatin Kemendikbudristek per 7 September 2022. Hasil pemadanan DAPODIK dengan PeduliLindungi, dari 3,93 juta pendidik dan tenaga kependidikan yang datanya sudah disinkronisasi dengan PeduliLindungi, terhitung setidaknya 96 persen atau sekitar 3,77 juta orang sudah mendapatkan vaksinasi.
“Untuk mengurangi kekhawatiran dari orangtua, kita terus melakukan sosialisasi dan memastikan dinas pendidikan melakukan tugas untuk mengontrol kesiapan protokol kesehatan, juga mensosialisasikan pada orangtua peserta didik terkait dengan pembelajaran tatap muka yang aman,” ujar Anang.
(sas)