Pede! Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022

  • Sabtu, 22 Oktober 2022 - 21:29 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – SRI Mulyani Menteri Keuangan optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5,5 persen (yoy) pada kuartal III 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II, yakni 5,44 persen.

“Kami memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia di 2022 ini adalah antara 5 hingga 5,3 persen. Ini artinya nanti di kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi masih akan tumbuh sangat kuat di area di atas 5,5 persen, perkiraan dari Kementerian Keuangan,” kata dia dalam konferensi pers APBN KiTA Edisi Oktober 2022, Jumat (21/10).

Menurut Sri Mulyani, perkiraan itu berlandaskan berbagai indikator seperti mobilitas, indeks penjualan retail, dan Mandiri Spending Index. Ia mengatakan semua indikator itu masih dalam situasi yang positif dan ekspansif.

Dilansir dari CNN Indonesia, Tak hanya itu, dari sisi supply yaitu PMI manufaktur Indonesia bahkan mengalami penguatan 13 bulan berturut-turut. Dengan begitu, PMI Indonesia terus menerus berada dalam zona ekspansi.

“Ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi semenjak terjadinya pandemi sudah berjalan relatif bisa terjaga momentumnya,” imbuh Sri Mulyani.

Baca Juga:
Klaim Pengangguran Baru AS Naik Lagi Setelah Mencapai Level Terendah Di Era Pandemi

Selain itu, dari konsumsi listrik, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhannya dari sektor bisnis dan industri juga positif. Masing-masing sektor tercatat tumbuh sebesar 17,3 persen dan 8,1 persen.

Ia menambahkan dari sisi manufaktur, industri pengolahan kapasitas produksi juga mengalami kenaikan.

“Ini semuanya menggambarkan bahwa kuartal III ini GDP kita mungkin masih kuat meskipun kemarin kita melakukan kenaikan harga BBM namun pengaruhnya terhadap growth masih relatif terjaga,” ujarnya.

Baca Juga:
Invasi Rusia Dapat Mempengaruhi Ekonomi Global?

Meski begitu, Sri Mulyani juga memperingatkan untuk tetap waspada terutama pada 2023. Sebab, gelombang pelemahan ekonomi dunia dan ketidakpastian global serta kecenderungan suku bunga yang naik bisa mempengaruhi berbagai indikator dan juga faktor-faktor yang mendorong ekonomi Indonesia.

Ia juga menyebut ekonomi tahun depan kain gelap dan pekat. “Kalau menggunakan bahasa IMF itu adalah gelap dan gelap nya makin pekat,” tandasnya.

(Rik)

Komentar

Terbaru