Arab Saudi Pancung 17 Terpidana di Tengah Euforia Piala Dunia

MANAberita.com – NEGARA Arab Saudi tengah mengeksekusi mati 17 orang terpidana kasus narkoba dan penyelundupan dalam 12 hari terakhir, di tengah euforia Piala Dunia Qatar 2022. Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Elizabeth Throssell, mengungkap data tersebut dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, pada Selasa (22/11).

“Eksekusi terbaru, yang dilakukan sejak 10 November, sangat disesalkan,” ujar Throssell, sebagaimana dilansir The Independent.

Saudi baru saja menjalankan eksekusi mati usai dua tahun terhalang pandemi Covid-19. Saat pandemi, hukuman mati di Saudi dihentikan.

Sepanjang 2022, total eksekusi yang sebagian besar dilakukan dengan pemenggalan itu tercatat sebanyak 144 kasus. Jumlah ini melebihi total eksekusi tahun 2020-2021 yang hanya kurang dari 140 kasus.

Dari total 144 eksekusi tersebut, 81 di antaranya tewas dalam eksekusi massal pada Maret 2022. Mereka dihukum atas tuduhan pembunuhan dan karena menjadi anggota kelompok militan.

Jumlah kasus eksekusi mati di Saudi memang meningkat di bawah kekuasaan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS).

MbS sebenarnya pernah menegaskan bahwa eksekusi hanya dilakukan bagi mereka yang dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan.

Baca Juga:
6 Website Berhantu di Dunia, Salah Satunya Kita Kenal Banget

“Nah tentang hukuman mati, kami menyingkirkan semuanya, kecuali satu kategori, dan yang ini tertulis dalam Al-Qur’an jadi kami tidak dapat berbuat apapun, bahkan jika kami ingin melakukan sesuatu, karena itu adalah perintah yang jelas dalam Al-Qur’an,” katanya kepada The Atlantic.

Ia juga mengklaim pemberian hukuman mati sejauh ini telah dikurangi lewat penyelesaian “uang darah” atau uang kompensasi bagi keluarga korban yang dibunuh.

MbS menuturkan apabila seseorang membunuh orang lain, maka keluarga yang dibunuh itu berhak untuk meminta hukuman mati bagi pelaku, “kecuali jika mereka memaafkannya.”

Baca Juga:
Utusan Iran Dipanggil Italia ke Roma Atas Tindakan Keras Terhadap Pengunjuk Rasa

“Atau jika seseorang mengancam nyawa banyak orang, itu berarti dia harus dihukum mati,” ujar MbS.

Dia menambahkan, “Terlepas dari apakah saya suka atau tidak, saya tidak memiliki kekuatan untuk mengubahnya.”

(sas)

Komentar

Terbaru