Gubernur BI Buka Suara Soal Redenominasi Rupiah

  • Minggu, 25 Juni 2023 - 19:58 WIB
  • Nasional

MANAberita.com – GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara terkait rencana pemangkasan nilai tukar rupiah alias redenominasi.

Perry mengungkapkan jika BI sudah mulai melakukan persiapan soal rencana itu, termasuk menyangkut desain untuk uang barunya. Ia mengatakan BI sudah menyiapkannya.

“Masalah desainnya, kemudian juga masalah tahapannya, itu juga kami sudah siapkan sejak dari dulu secara operasional dan kemudian bagaimana bentuk, langkah-langkahnya,” tuturnya.

Menurut Perry, BI tak mau buru-buru untuk melakukan redenominasi. Alasannya hal itu harus dilakukan di waktu yang tepat.

Adapun penentuan waktu yang tepat itu bisa diukur dari tiga faktor. Pertama, saat kondisi makro ekonomi sedang bagus.

Kedua, saat kondisi moneter dan stabilitas sistem keuangan (SSK) yang stabil. Ketiga, saat kondisi sosial politik sedang kondusif.

Sayangnya kata Perry, kondisi bagus di Indonesia itu tak didukung situasi ekonomi secara global yang masih belum stabil.

Dikhawatirkan masalah itu bisa merambat ke Indonesia dan bakal berdampak besar kalau redenominasi dilakukan sekarang.

“Stabilitas keuangan kita memang stabil, tapi ketidakpastian (global) kita masih ada. Soal sosial politik, pemerintah yang lebih tahu,” imbuhnya.

Baca Juga:
Pecahkan Rekor Tercepat Dalam Melaporkan Data Jumlah Suara, Wabup Puji KPUD Muba

Isu redenominasi kembali mencuat usai BI menerbitkan uang baru atau rupiah kertas tahun emisi 2022.

Jika diterawang, tiga angka nol paling belakang hilang di uang baru tersebut. Sebagai contoh, saat uang pecahan Rp100 ribu diterawang, hanya terlihat tokoh Soekarno, Mohammad Hatta, dan angka Rp100.

Menurut Marlison, BI sengaja menghilangkan tiga angka nol paling belakang karena sistem pengamanan uang rupiah kertas tahun emisi 2022 diubah.

Baca Juga:
Cak Imin Usul Jabatan Gubernur di Hapus

Ia menjelaskan satu unsur pengaman dalam uang rupiah kertas tahun emisi 2022 adalah electrotype dengan varian dari tanda air (watermark). Sementara, electrotype pada uang rupiah kertas tahun emisi sebelumnya berbentuk ornamen khas Indonesia.

“Di (uang rupiah kertas tahun emisi) 2022 electrotype berbentuk angka yang melambangkan nilai nominal. Tiga angka nol tidak dicantumkan dengan pertimbangan teknis dan untuk kemudahan identifikasi,” jelas Marlison.

(sas)

Komentar

Terbaru