Dosen UGM Dorong Tradisi Mbrandu Dihentikan!

  • Jum'at, 07 Juli 2023 - 20:48 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – NANUNG Danar Dono, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta medorong agar tradisi mbrandu dihentikan selamanya.

Tradisi mbrandu menjadi salah satu pemicu penyebaran penyakit antraks di wilayah Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Melansir dari CNN Indonesia, Nanung meminta agar seluruh pihak baik pemerintah pusat maupun daerah serta stakeholder terkait memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat soal tradisi masyarakat membeli ternak mati milik tetangga sebagai bentuk gotong royong meringankan beban itu.

“Mohon dengan sangat, cukup ini yang terakhir. Kebiasaan mbrandu tolong jangan diulang lagi, selamanya,” kata Nanung dalam konferensi pers, Jumat (7/7).

Nanung pun berpendapat kondisi perekonomian di Kecamatan Semanu sudah cukup makmur alias bukan daerah dengan perekonomian minus. Dengan demikian, ia meminta agar tradisi mbrandu lebih baik dihentikan mulai sekarang.

Ia mengaku tak mempermasalahkan tradisi gotong royong warga melalui mbrandu. Namun ia mengingatkan bahwa memakan bangkai ternak haram hukumnya bagi yang beragama Islam.

Nanung selanjutnya mengusulkan agar pemerintah dapat hadir dengan memberikan insentif kepada peternak yang sapinya mati karena penyakit, selain itu, skema asuransi pada ternak juga bisa dilakukan.

Baca Juga:
Pasti Belum Pada Tau, Pemkot Jogja Kenalkan Upacara Adat Panggeh Temanten kepada Generasi Muda

“Boleh lah membantu. Tapi tolong dagingnya jangan dimakan, dagingnya dimusnahkan,” ujarnya.

Ia juga mengusulkan agar pemerintah membeli tanah bekas penguburan hewan yang positif terinfeksi penyakit antraks. Nanung berpendapat demikian lantaran studi dan pembuktian terkini di Afrika Selatan menyebutkan spora yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks pada hewan ternak maupun manusia dapat bertahan hingga 250 tahun.

“Karena sporanya awet, tidak ada pilihan. Pemerintah mungkin harus membeli untung tanah itu, kemudian dibuat pagar tinggi, diberi pengumuman yang jelas, ‘ini daerah berbahaya bekas antraks tidak boleh tanah diolah’, dan sebagainya,” kata Nanung.

Dengan demikian, selain membeli untung tanah untuk jalan tol, ia meminta agar pemerintah juga serius mengeradikasi penyakit antraks salah satunya melalui cara tersebut.

Baca Juga:
Mengenal Pietro Bosseli, Dosen Matematika yang Paling Hot di Dunia

Upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah, kata Nanung, yakni menyediakan fasilitas pembakaran hewan dengan suhu 800 derajat ke atas. Pemerintah menurutnya perlu menyediakan mobile incinerator di seluruh wilayah yang melaporkan kasus antraks.

Kedua, pemerintah juga harus mendampingi atau mengedukasi warga untuk menguburkan hewan ternak antraks sedalam 2-3 meter dan kemudian bagian paling atas harus disemen.

“Karena ini sangat berbahaya, ketika alat kremasi tidak ada, maka bisa dibakar, ada yang mengatakan pakai kayu bakar dua ton, ya memang harus begitu. Ditambahi minyak tanah sampai kemudian betul-betul menjadi abu,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan sebelumnya menjelaskan sejak 2016-2022 penyakit antraks sudah memakan korban di DIY, namun belum tercatat korban meninggal dunia. Namun pada 2023 ini, Kabupaten Gunungkidul mencatatkan tiga kasus kematian akibat antraks.

Baca Juga:
Meski Banjir, Warga Kampung Burai Lakukan Tradisi Ini untuk Peringati 10 Muharram

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan seorang warga yang meninggal suspek antraks. Sementara dua warga lainnya tidak diperiksa, namun diketahui memiliki kontak erat dengan sapi mati penyebab antraks dan menunjukkan gejala positif antraks.

Adapun untuk rincian kasus, pada 2016 dilaporkan 15 kasus antraks pada manusia. Kemudian 2017 menurun menjadi empat kasus, pada 2018 nol kasus, 2019 naik menjadi 31 kasus, 2020 menurun menjadi tiga kasus, 2021 nol kasus, 2022 ada 23 kasus, dan 2023 ini sementara sembilan kasus.

Perihal Pemkab Gunungkidul yang menyebut ada 87 pasien positif terpapar, Imran mengatakan sebagian hanya terindikasi positif berdasarkan pemeriksaan sero survei, sehingga tidak bisa dimasukkan ke dalam data positif antraks.

(Rik)

Komentar

Terbaru