Manaberita.com – Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan , mengatakan ada tiga penyebab harga pangan naik.
Apa saja penyebabnya? Berikut penyebabnya dikutip dari CNN Indonesia.
Pertama, faktor cuaca yang menyebabkan gagal panen. Misalnya terjadinya banjir yang berlebih atau fenomena la nina. Kemudian terjadinya fenomena el nino atau kekeringan.
Kedua, konversi energi. Saat harga energi naik, kata Moeldoko, maka cenderung terjadi konversi produk pangan menjadi energi sehingga berdampak pada harga komoditas pangan tersebut.
“Jagung bisa dikonversi jadi etanol. Tebu konversi jadi etanol. Pasti itu akan naik (harganya),” kata Moeldoko di acara Kompas Talks “Ketahanan Pangan Melalui Elektrifikasi Agrikultur di Jakarta, Rabu (12/7).
Penyebab ketiga adalah kebijakan domestik sebuah negara. Misalnya Rusia dan Ukraina yang melarang ekspor gandum. Inilah yang membuat harga gandum global melonjak.
Persoalan kenaikan harga pangan memang menjadi masalah yang dihadapi berbagai negara, termasuk Indonesia. Presiden Jokowi pun telah memerintahkan para menterinya untuk menstabilkan harga pangan yang melonjak.
Hal ini agar perekonomian Indonesia bisa tetap tumbuh positif di paruh kedua tahun ini.
“Pastikan pertumbuhan ekonomi tumbuh positif di semester kedua. Apa yang harus kita lakukan? ya dongkrak konsumsi rumah tangga. Saya kira tahu semuanya apa yang harus dilakukan. Stabilkan harga kebutuhan pokok dan ketersediaan stok pangan, ini penting sekali,” ujar Jokowi dalam pembukaan arahan Rapat Kabinet di Istana Negara, Senin (3/7).
Menurutnya, jika harga-harga terus naik, maka inflasi akan kembali melonjak. Padahal, saat ini inflasi sudah berhasil dijaga di bawah 4 persen setelah sempat menyentuh 6 persen pada saat pandemi covid-19 lalu.
“Terus jaga inflasi di daerah dan pastikan capaian investasi sesuai target, ini kunci,” imbuhnya.
(Rik)