Flash Back : Naseem Hamed, Gaya Songong dan Sengaknya Sebanding dengan Kemampuannya

  • Sabtu, 09 Juni 2018 - 23:48 WIB
  • Olahraga
Naseem Hamed
Naseem Hamed

MANAberita.com – BAGI penikmat tinju era 90 sampai 2000-an Naseem Hamed adalah seorang legenda hidup. Seorang entertainer sejati di bisnis olahraga adu pukul. Nama yang menjadi jaminan penuhnya bangku penonton dan untung besar pihak penyelenggara. Nama yang menjadi rebutan promotor untuk melangsungkan pertandingannya.

“Prince NAZ” gelar yang melekat padanya. Entah siapa yang memberikan gelar tersebut. Dia bukan pangeran dalam arti yang sesungguhnya. Tidak juga memiliki garis keturunan kerajaan maupun bangsawan. Dia hanya anak seorang imigran berkebangsaan Yaman yang hijrah ke Inggris. Dan dari negeri Ratu Elizabeth inilah Naseem Hamed menjadi legenda tinju dunia.

Dilansir dari Qureta.com, Prince Naseem Hamed lahir di Sheffield 1 November 1974. Ayahnya mengirimnya berlatih tinju di sasana milik Brendan Ingle pada umur 7 tahun. Awalnya tujuannya agar Hamed kecil bisa menjaga dirinya sendiri. Maklum tubuhnya yang kecil kerap menjadikannya sasaran bully teman-temannya. Tapi berkat tangan dingin dan kejeniusan Ingle, Hamed tumbuh menjadi petinju yang berbakat.

Naseem Hamed

Hamed memulai tinju amatir di usia 12 tahun. Dia termasuk petinju top amatir di Inggris dan Eropa. Dia kemudian melompat ke kancah pro di usia yang masih belia yaitu 18 tahun. Di tahun 1992, tahun pertamanya sebagai petinju pro, Prince Naseem Hamed melakukan enam pertandingan sekaligus. Luar biasanya semua lawannya ditumbangkan dengan KO dan TKO.

Prince Naseem Hamed ibarat magnet yang mampu menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya yang menyukainya bahkan juga yang membencinya. Dia pandai memainkan peran protagonis dan antagonis sekaligus. Seseorang dengan “bad attitude” karena selalu meremehkan lawannya sekaligus seorang petinju yang mempunyai pukulan yang mematikan.

Baca Juga:
Juara Tinju Dunia Oleksandr Usyk Pulang Untuk Bergabung Dalam Pertempuran Negaranya

Seorang Naseem Hamed selalu membuat pertunjukan spektakuler ketika memasuki ring yang memperlihatkan kesombongan sebagai seorang Prince. Hal ini yang jarang dilakukan petinju lainnya. Petinju lain hanya memikirkan pertandingan, sedangkan Hamed sudah memikirkan pertunjukan. Dia paham betul seluk beluk bisnis tinju dan aliran uang di dalamnya. Dia mampu “memaksa” mata orang untuk melihat segala tingkah lakunya.

Naseem Hamed saat meng KO lawannya

Lihatlah pertandingannya melawan Paul Ingle. Ruangan yang tadinya gelap tiba-tiba dimeriahkan dengan tiga orang Hamed palsu yang menari-nari mengikuti irama musik. Sampai terdengar teriakan, “Stop right there.” Kemudian Hamed asli keluar dengan menaiki mobil klasik mahal yang disupiri seorang chauffeur.

Atau pertandingannya dengan Daniel Alicea. Dia masuk ke ring ditandu bak seorang raja abad pertengahan. Diiringi pengawal berbadan tegap dan dayang-dayang cantik yang mengiringinya. Semua mata terpukau melihat pengemasan pertunjukan ala Naseem Hamed.

Naseem Hameed

Begitu pula pertandingan dengan Wayne McCullough. Prince Naz memasuki ring dengan atribut halloween. Diiringi dengan soundtrack “Thriller” dari Michael Jackson, Naseem Hamed bergaya bak penyanyi rap. Penataan panggung dibuat mirip dengan properti seperti dalam video klip aslinya. Benar-benar opening act yang mahal dan berkelas.

Entrance yang agak kontroversial adalah ketika Hamed melawan Marco Antonio Barrera. Prince Naz menggunakan simbol-simbol Islam. Tulisan Allah dan Muhammad menjadi baliho yang mengiringinya menuju ke ring. Ditambah dengan suara “takbiran” yang biasa kita dengar ketika menyambut Idul Fitri. Banyak penggemar yang menyesalkan pertunjukannya dengan alasan simbol agama terlalu suci untuk hadir di tempat yang dipenuhi para petaruh.

Baca Juga:
Juara Tinju Dunia Oleksandr Usyk Pulang Untuk Bergabung Dalam Pertempuran Negaranya

Hasilnya memang cukup mengecewakan. Kekalahan angka mutlak bagi Prince Naseem Hamed. Kekalahan satu-satunya sepanjang karier tinju profesionalnya. Kekalahan yang begitu menyakitkan karena sedang berada di puncak karier. Kekalahan yang menjadi antiklimaks bagi seorang Naseem Hamed. Bahkan ada lelucon yang mengatakan bahwa “kekalahan Prince Naz karena dia mengikut sertakan Tuhannya ke dalam ring.”

Naseem Hamed

Naseem Hamed tidak hanya piawai “mengemas” dirinya. Keterampilan tinju yang dimilikinya juga tak ada duanya. Rekor bertanding 36-1 (31 KO/TKO) mungkin cukup menggambarkan bagaimana keganasannya di dalam ring. Tingkah lakunya yang provokatif mampu mendikte emosi yang menyebabkan konsentrasi lawan menjadi terganggu.

Gaya bertinju Hamed seorang boxer. Tapi dia juga bisa dengan cepat mengganti gaya bertinjunya menjadi seorang petarung (fighter), atau seorang brawler atau seorang counterpuncher. Ah entahlah. Saya mengatakan Naseem Hamed tidak mempunyai gaya bertinju. Dia bertinju dengan gaya suka-suka. Dia mempunyai gaya sendiri. Gaya Prince.

Kelincahannya dalam bertinju sering menyebabkan lawan gagal fokus untuk menebak ke mana Hamed bergerak. Langah kakinya yang ringan ditambah gerak badan yang seperti “gelombang” sering mengakibatkan lawannya hanya memukul angin. Di saat itulah kita sering melihat senyum tengil ataupun tarian ejekan dari Hamed.

Tangannya juga seperti mempunyai mata. Dia tahu ke mana pukulan harus diarahkan. Pukulannya yang cepat dan bertenaga mampu mendarat tepat di titik rawan tubuh lawannya. Hal ini yang menyebabkan banyak lawannya langsung bertumbangan sebelum bel akhir ronde ke-12 berbunyi. Tangannya mampu bergerak secepat kilat dan memukul dari arah yang tidak terduga.

Baca Juga:
Penembakan di Klub São Paulo Terhadap Juara Brazilian Jiu-Jitsu

Said Lawal yang pernah di-KO Naseem Hamed tahu betul bagaimana kecepatan dan kekuatan pukulannya. Prince Naz hanya mengeluarkan 3 pukulan yang mendarat tepat di wajah dan dagu Said Lawal. Hanya tiga pukulan saja dan wasit harus menghentikan pertandingan dalam waktu 45 detik.

Terlepas dari segala kontroversi yang ada, Prince Naseem Hamed adalah seseorang yang memberikan warna tersendiri dalam dunia tinju profesional. Seorang petinju yang pernah menyabet gelar juara tinju WBO, WBC, IBF, juara kelas bulu Lineal dan juara kelas bantam di Eropa. Seorang petinju yang dianugerahi International Boxing Hall of Fame pada tahun 2015.

Naseem Hamed dulu dan sekarang, wow gendut ya!

Dia berhasil membentuk trademark-nya sendiri. Jika di cabang olahraga sepakbola kita mengenal Jose Mourinho sebagai The Only One, maka di olahraga tinju profesional the only one is Prince Naseem Hamed. Tidak ada petinju lain yang mempunyai gaya bertinju seperti dirinya. Tidak ada petinju lain yang berani melakukan salto ketika masuk ring selain dirinya. Tidak ada petinju lain yang melakukan show entrance yang spektakuler selain dirinya.

Kita mungkin tak akan menjumpai lagi petinju seperti Prince Naseem Hamed. Paling tidak dalam waktu dekat ini.

 

Baca Juga:
Shelly-Ann Fraser-Pryce Memenangkan Gelar Dunia 100m Kelima Yang Bersejarah Saat Jamaika Menyapu Medali Di Oregon

Video lengkap :

 

Komentar

Terbaru