Mengenal Sosok Halimah Yacob, Si Penjual Nasi Padang Yang Akhirnya Jadi Presiden Singapura

  • Rabu, 13 September 2017 - 11:28 WIB
  • Inspirasi
Halimah Yacob
Halimah Yacob

MANAberita.com — HALIMAH Yacob akan dinyatakan resmi menjabat jadi Presiden wanita pertama di Singapura pada Rabu (13/09) malam di Istana Kepresidenan Singapura. Sebelumnya, ia diketahui pernah berjualan nasi padang untuk memenuhi kehidupannya.

Halimah lahir pada 23 Agustus 1954. Terlahir dari keluarga yang tidak mampu dan harus kehilangan ayah tercinta ketika ia berusia 8 tahun.

Tinggal di sebuah rumah susun yang terletak di Queen Street, di area Jalan Bugis. Rumah itu hanya memiliki satu kamar dan Halimah harus berbagi dengan saudara-saudaranya.

Sebagai anak terakhir dari lima bersaudara, tidak lantas membuat Halimah malas untuk membantu ibunya. Halimah kecil sudah terbiasa membantu sang ibu berdagang nasi padang dengan menggunakan gerobak keliling.

Kenangan Halimah Yacob bersama ibunya sebelum ibunya meninggal di usia 90 tahun

Ketika pindah ke Hawker dan mendapatkan izin, gerobak kecil tersebut akhirnya berubah menjadi sebuah kios. Tak jarang Halimah membantu pekerjaan ibunya disana.

Baca Juga:
Secara Cepat, Pemimpin Kazakhstan Mengincar Pemilihan Presiden Dengan Masa Jabatan 7 Tahun

Halimah berhasil masuk dua sekolah bergengsi di Singapura ditingkat SMP dan SMA.

Ia bersekolah di SMP Chinese Girls’ School yang sebagian besar siswinya adalah etnis China dan hanya sedikit suku Melayu yang bisa bersekolah disana.

Ketika SMA, ia bersekolah di SMA Tanjong Katong Girls’ School dan pernah hampir dikeluarkan karena sering membolos dengan alasan membantu ibunya. Tak jarang Halimah harus menyelesaikan tugas sekolahnya sembari membantu ibunya berjualan.

Berkat kecerdasan dan kegigihannya untuk belajar, Halimah akhirnya masuk ke Fakultas Hukum Universitas Singapura dan mendapat beasiswa dari beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore.

Baca Juga:
Jenazah Bergelimpangan di TPU Imbas Longsor di Padang

Menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1978, Halimah akhirnya bergabung di organisasi perburuhan Singapura yang bernama National Trades Union Congress (NTUC).

Ia kemudian menikah dengan seorang pria yang bernama Mohammed Abdullah Alhabshee dan mempunyai lima anak. Tahun 2001 Halimah akhirnya memutuskan terjun ke dunia politik setelah dibujuk Goh Chok Tong yang saat itu masih menjabat sebagai Perdana Menteri.

Halimah terpilih menjadi Ketua Parlemen wanita dari suku Melayu pertama di Singapura dan kemudian ditunjuk menjadi kabinet dengan posisi menteri muda.

Pada tahun 2013, Halimah diangkat menjadi ketua DPR wanita yang lagi-laginya pertama di Singapura.

Baca Juga:
PKB: Penundaan Pemilu Bukan Berarti Menambah Batasan Jabatan Presiden

Saat ini, ia kembali menuai keberuntungan karena prestasinya setelah mendapatkan Sertifikat Kelayakan dan Sertifikat Komunitas Melayu dari PEC serta berhasil mengalahkan lima calon presiden lawannya yang juga mengajukan diri.

Dikutip dari Detiknews, Dari lima kandidat yang mencalonkan diri, hanya tiga kandidat termasuk Halimah yang terdaftar resmi sebagai anggota komunitas Melayu. Namun dua dari tiga kandidat itu tidak memenuhi syarat untuk capres sektor swasta karena tidak memiliki aset perusahaan minimum SG$ 500 juta.

Halimah harus menyerahkan berkas-berkas pencalonannya dan mengucapkan sumpah Presiden pada Rabu (13/9) dan memulai masa jabatan untuk 6 tahun mulai kamis (14/09).

Diketahui dari berbagai sumber, Halimah juga tetap ingin tinggal di rumah susun miliknya. (Dil)

Komentar

Terbaru