Inovasi Dodi Reza Alex Berhasil Ubah Inti Kelapa Sawit Jadi Biofuel

  • Jum'at, 22 Februari 2019 - 09:06 WIB

 

MANAberita.com – DUKUNGAN  demi dukungan terus mengalir atas inovasi Bupati Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) Dodi Reza Alex Noerdin terkait pengelolaan inti kelapa sawit menjadi menjadi bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel.

Support datang dari berbagai pihak antara lain DPR RI, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), dan sebagainya. Mereka akan all out mendukung terobosan inovasi Muba dalam melakukan konversi sawit menjadi biofuel.

Sementara Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin juga sempat mendapatkan mandat dari Konsulat Jenderal RI untuk Houston Amerika Serikat (AS) menjadi pembicara tentang energi terbarukan di Negeri Paman Sam pada Mei 2019 mendatang.

Itu menyusul rencana pengelolaan inti kelapa sawit menjadi energi terbarukan, yakni bio fuel berhasil menjadi sorotan berbagai pihak. Sebelumnya, Muba menjajaki kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kelapa Sawit (BPDP-KS) untuk mengelola inovasi inti sawit menjadi biofuel.

Baca Juga:
CEO Konsumen Amazon Dave Clark Mengundurkan Diri!

“Ini inovasi dan terobosan yang sangat luar biasa. Inovasi pak Bupati ini juga merupakan arah kebijakan yang bakal diimplementasikan Pemerintah Pusat, dan kami dari Kementerian ESDM khususnya akan all out mendukung Musi Banyuasin untuk merealisasikan konversi inti kelapa sawit menjadi BBM,” ujar Muhammad Sapta Murti, staf khusus Menteri ESDM Bidang Perundang-undangan dan Tata Kelola dalam kesempatan berkunjung ke Kabupaten Muba, Rabu (20/02).

Saat ini, kata dia, Kementerian ESDM sedang tahapan menyusun regulasi untuk kebijakan pengelolaan kelapa sawit menjadi BBN.

“Draft-nya sedang dipersiapkan, dan kemungkinan ini nantinya akan dijadikan Peraturan Presiden,” ungkapnya.

Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM mencatat kapasitas pengolahan kelapa sawit mentah di Indonesia mencapai 38.320 ton per jam dari total 391 Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

“Bioenergi berbahan baku minyak kelapa sawit (CPO) sangat potensial untuk terus dikembangkan di Indonesia. Setidaknya ada 391 PKS yang tersebar di wilayah Indonesia dengan tingkat produktivitas yang tinggi,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Selasa (19/02).

Baca Juga:
Jangan Letakan Ponsel di Dekat Kepala Anak Jika Tak Ingin Menyesal di Kemudian Hari!

Sebaran PKS tersebut, rinci Agung, terdapat di regional Sumatera sebanyak 505 pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 22.905 ton per jam, Kalimantan memiliki 257 pabrik (13.989 ton/jam), Sulawesi 19 pabrik (890 ton/jam), Maluku dan Papua delapan pabrik (485 ton/jam) serta dua pabrik (50 ton/jam) di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Agung menilai potensi minyak kelapa sawit yang ada sejalan dengan upaya Pemerintah mempeluas kebijakan pemanfaatan bioenergi di semua sektor, terutama transportasi dan pertambangan, untuk impelementasi mandatori Biodiesel sebesar 20 persen (B20) dalam Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Pemanfaataan Biodiesel menjadi salah satu mandatori yang harus dilaksanakan. Apalagi dari tahun ke tahun produksi CPO makin tinggi,” ungkapnya.

Pada 2015, kebutuhan CPO mencapai 5,05 juta kilo liter (KL) dengan tingkat mandatori sebesar 15 persen. Jumlah ini terus meningkat hingga angka 7,35 KL (kebutuhan) dan 20 persen (mandatori) pada 2018. Ditargetkan akan ada 7,58 juta KL biodiesel yang akan dibutuhkan pada 2019 dan 11,7 juta KL pada 2020 dengan tingkat mandatori sebesar 20 persen pada 2019 dan 2020.

Dalam dua tahun terakhir, Pemerintah menggenjot pemanfaatan biodiesel melalui penerbitan regulasi mengenai perluasan insentif Biodiesel untuk sektor Non-PSO Permen ESDM No 12/2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Permen ESDM No 41/2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Jenis Biodisel dalam Kerangkan Pembiyaaan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Tingginya penyerapan atas pemanfaatan CPO terhadap total produksi CPO memberikan rasa optimistis Pemerintah untuk terus mengembangkan CPO untuk biodiesel.

Baca Juga:
Lah? Taliban Menutup Stasiun Radio Yang Dikelola Wanita Afghanistan Karena ‘Memutar Musik’

Dari 18 persen pemanfaatan CPO untuk biodiesel pada 2015 nantinya akan mencapai 26 persen pada 2020.

“Seiring meningkatnya kebutuhan dan berkembangnya teknologi, penerapan biodiesel ini bisa kita tingkatkan. Kami optimis dan sangat memungkinkan,” ujar Agung.

Anggota Komisi VII DPR RI Nazaruddin Kiemas menyebutkan, Komisi VII yang membidangi Energi, Riset dan Teknologi, dan Lingkungan Hidup sepenuhnya mendukung terobosan inovasi Bupati Muba Dodi Reza dalam upaya konversi inti kelapa sawit menjadi biofuel.

“Komisi VII DPR RI akan sepenuhnya mendukung inovasi Bupati Dodi Reza ini, apalagi ini sudah menjadi sorotan di kancah internasional,” tegasnya.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Dr Ir M Fanshurullah Asa MT mengatakan, rencana menaikan B20 menjadi B100 tersebut bukan sekadar wacana, tapi nantinya inovasi itu nyata direalisasikan dan akan dimulai di Kabupaten Muba Sumsel.

“Terlebih pihak Pertamina Plaju Palembang sudah membuatkan kilang untuk penampungannya, dan Muba akan menjadi daerah pertama yang merealisasikan ini,” ungkapnya.

Baca Juga:
Alfamart Gambut Kalsel Roboh, 14 Korban Ditemukan, 4 Meninggal, 9 Luka-luka

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Joko Supriono mengatakan, pengembangan inti kelapa sawit menjadi energi terbarukan, yakni biofuel bagi setiap daerah, termasuk Muba merupakan bagian dari program biofuel nasional.

“Pengembangan biofuel di daerah adalah bagian dari program biofuel nasional,” ungkapnya, Rabu (20/02).

Wakil Ketua Umum GAPKI Togar Sitanggang menambahkan, program biofuel selama ini CPO-nya datang dari GAPKI.

“Kita mendukung, karena biofuel itu CPO-nya ya dari kita,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (20/02).

Dia menguraikan, selama ini organisasinya selalu support terhadap program energi terbarukan pemerintah.
Apresiasi terhadap inovasi Bupati Muba Dodi Reza juga tampak dengan diundangnya menjadi pembicara di Amerika Serikat (AS) dalam upaya realisasi inovasi konversi kelapa sawit menjadi BBN.

“Jadi, nantinya realisasi inovasi konversi kelapa sawit menjadi BBN akan dimulai di Muba, dan ini akan menjadi kontribusi yang besar untuk Indonesia,” tuturnya.

Baca Juga:
PBB Membuka Suara Untuk Melarang Penjualan Senjata Ringan Setelah Kekerasan Geng Haiti

Bupati Dodi menyebutkan, saat ini luas lahan kebun sawit milik rakyat yang telah tertanam dan akan ditanam seluas 8.124 hektare (ha) yang dilaksanakan oleh 12 koperasi dan dalam tahap proses usulan antara 2019-2020 adalah seluas 5.360 ha dan hingga 2022 peremajaan kelapa sawit di Muba mencapai 42 ribu ha.

Saat ini Pemkab Muba sedang menuju pembuatan biofuel yang berbasis sawit. Muba dengan memiliki potensi kelapa sawit yang cukup luas berkeinginan untuk melakukan transformasi industri sawit, sehingga akan bisa mendongkrak haga jual TBS kelapa sawit pekebun,” terangnya.

Dodi menambahkan, upaya pembenahan tersebut diharapkan mampu menyentuh kebutuhan pokok perkebunan sawit untuk memperjuangkan terwujudnya perkebunan sawit yang sejahtera, mandiri, berdaulat dan berkelanjutan.

“Kita juga nantinya berencana akan membangun mini refinery untuk penampungan sementara, dan sebagai langkah awal, produksi turunan dari tandan buah segar itu akan dikirim ke kilang minyak milik PT Pertamina di Plaju, Palembang,” beber mantan Anggota DPR RI dua periode ini.

Kemudian, Dodi menambahkan, setelah berjalan nantinya di tahap awal dirinya akan mewajibkan seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Muba menggunakan bahan bakar biofuel tersebut untuk operasional.

“Dan nantinya tahap awal, kendaraan dinas di Pemkab Muba wajib pakai biofuel asal Muba ini sebagai wujud implementasi pemanfaatan energi terbarukan dan sustainable atau berkelanjutan,” pungkasnya. (*/tim)

Komentar

Terbaru