Rektor ITB : Indonesia Terbantu Terobosan BBM Berbasis Sawit di Muba

  • Kamis, 28 Maret 2019 - 13:41 WIB

MANAberita.com – REALISASI terobosan energi baru terbarukan yakni biofuel berbasis kelapa sawit yang diinisiasi Bupati Musi Banyuasin (Muba) mulai menemukan titik terang. Setelah menjajaki komunikasi awal dengan pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) Februari lalu, Kamis (28/03) Pemkab Muba dipimpin langsung Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin telah resmi melakukan MoU dengan ITB. Usai MoU, Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi DEA menyatakan akan merealisasikan Biohidrocarbon Berbasis Kelapa Sawit di Kabupaten Muba dalam tempo singkat.

Keseriusan Bupati Muba Dodi Reza soal energi terbarukan dibuktikan dengan memboyong Kepala OPD terkait mulai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Muba Zukfakar, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Zainal Arifin, Pelaksana tugas (Plt) Kepala DPMPTSP Erdian Syahri, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andi Wijaya Busro, Kepala Dinas Perkebunan Iskandar Syahrianto, Kabag Humas Herryandi Sinulingga, dan Plt Kabag Protokol Rangga Perdana Putra.

Tak hanya itu, Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin juga membawa perwakilan petani kelapa sawit Muba yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) di beberapa wilayah Kabupaten Muba.

“Muba akan menjadi pelopor menghasilkan energi baru terbarukan biofuel berbasis kelapa sawit ini. Kami dari ITB sangat takjub dan kagum atas upaya dan komitmen pak Bupati untuk merealisasikan ini,” ujar Rektor ITB, Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi DEA.

Menurutnya, terobosan energi baru terbarukan biofuel berbasis kelapa sawit ini tidak hanya mensejaterahkan petani kelapa sawit tetapi juga akan mengangkat harga diri bangsa Indonesia.

“Ini bukan urusan kecil, dengan realisasi biofuel ini nantinya negara Indonesia ini akan sangat terbantu,” tegasnya.

Baca Juga:
Pemkot Malang Pesan Damkar Guna Menekan Pemicu Kebakaran

Lanjutnya, kalau 17 juta ton kelapa sawit saja di distribusikan untuk pengelolaan biofuel secara hitungan kasar Indonesia bisa menghemat 9 Milyar USD “Jadi, impor BBM bisa berkurang dengan adanya biofuel dari Muba nantinya,” ulasnya.

Selain itu, atas terobosan biofuel berbasis kelapa sawit ini sudah ada delapan Kementerian yang menyorotinya. “Betapa tidak, avtur dari sawit, titik beku – 7.0 derajat celcius. Dibanding dari fossil yang – 4.0. Kalau berbicara kualitas tentu sangat baik sekali,” bebernya.

Sementara itu, Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, Pemkab Muba memilih ITB untuk bekerjasama dalam realisasi pengolahan biofuel berbasis kelapa sawit karena dipandang ITB dan Pemkab Muba mempunyai visi yang sama untuk realisasi implementasi biofuel.

“Ini sangat penting dan strategis. ITB punya pengalaman yang sangat baik dan terpandang. Kita, Muba punya strong komitmen untuk pemberdayaan kelapa sawit. Inilah yang jadi titik temu antara Pemkab Muba bersama ITB untuk bekerjasama dalam realisasi biofuel berbasis kelapa sawit,” terang Dodi.

Baca Juga:
Verde Butik Buka Cabang di Palembang

Penerima Penghargaan Kepala Daerah Peduli Pembangunan Berkelanjutan dari Kementerian Pertanian ini menambahkan, jika biofuel berbasis kelapa sawit sudah berjalan, Pemkab Muba akan membangun mini refinery untuk penampungan biofuel berbasis kelapa sawit tersebut. “Seluruh kendaraan dinas Pemkab Muba akan diwajibkan memakai biofuel berbasis kelapa sawit untuk bahan bakar,” tegasnya.

Diketahui, biofuel berbasis kelapa sawit yang diinisiatori Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin juga menjadi sorotan di kancah internasional. Biofuel Muba menjadi isu nasional. Mei 2019 mendatang Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Sumsel ini diminta pihak Konsulat Jenderal RI untuk Houston Amerika Serikat untuk menjadi pembicara Renewable Energy (Energi terbarukan) Indonesia-USA di Houston Amerika Serikat.

Tidak hanya itu, pihak Eksekutif dan legislatif yakni dalam hal ini Kementerian ESDM, BPH Migas, dan Komisi VII DPR RI yang membidangi ESDM juga akan all out mendukung realisasi biofuel berbasis kelapa sawit.

Terpisah, Ketua Program Studi (Prodi) S2 dan S3 Teknik Kimia ITB sekaligus Ketua Tim Katalis, Dr IGBN Makertihartha menjelaskan untuk tahapan proses pengelolaan minyak nabati dari inti kelapa sawit yakni dimulai dari proses perengkahan – LPG – Biogasoline/green gasoline. Secara umum minyak nabati dapat
terurai secara biologis dan lebih sempurna (lebih dari 90%
dalam waktu 21 hari) daripada bahan bakar minyak bumi
(sekitar 20% dalam waktu 21 hari). Di samping itu, pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan bakar diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi di bidang pertanian.

Baca Juga:
Kecanduan Rokok dan Sulit Untuk Berhenti? Cobain 7 Tips ini Yuk!

“Salah satu minyak nabati yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak kelapa sawit. Pemilihan minyak kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif sangat tepat dilakukan di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah negeri Jiran Malaysia,” terangnya.

“Kabupaten Muba sangat cocok untuk nantinya mengolah inti kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati, karena Muba menjadi daerah yang dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan ini akan menjadi pilot project daerah yang mengolah dan menghasilkan bahan bakar nabati atau biofuel dari inti kelapa sawit,” tambahnya.

Lanjutnya, pihak ITB khususnya Prodi Teknik Kimia sangat menyambut baik langkah dan program terobosan yang akan dilakukan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin dalam upaya mengembangkan bahan bakar dari inti kelapa sawit.

“Kami sangat siap dan mendukung untuk merealisasikan ini, ini akan menjadi kerjasama yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya petani sawit rakyat,” tuturnya.

Komentar

Terbaru