Ramai-ramai Diplomat AS Tinggalkan China, Apa yang Terjadi?

Manaberita.com – RAMAI, Diplomat Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan pergi dari China. Ini seiring tengah dipertimbangkannya izin keberangkatan bagi mereka dan keluarga keluar dari Negeri Tirai Bambu.

Dilansir dari CNCB Indonesia, hal ini berkaitan dengan pengendalian pandemi di China. Surat permintaan sudah dikirimkan ke Washington dan tengah menunggu penandatanganan resmi.

Sumber Reuters menyebut hal ini sangat sensitif. Beberapa staf kedutaan AS kesal karena pemerintah Presiden Joe Biden tidak mau dan tidak dapat membebaskan pejabat Paman Sam dari tindakan karantina yang ketat.

“Aturan (China) tersebut mencakup kemungkinan masuk paksa ke klinik demam Covid dan pemisahan dari anak-anak,” kata sumber itu, dikutip Kamis (27/1/2022).

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan status operasi di kedutaan dan konsulatnya di China tidak berubah. “Setiap perubahan dalam status operasi seperti ini hanya akan didasarkan pada kesehatan, keselamatan, dan keamanan kolega kami dan anggota keluarga mereka,” katanya.

Baca Juga:
Sebagai PM terlama di Jepang, Abe Membentuk Politik Indo-Pasifik

Namun sumber mengatakan Kedutaan Besar AS telah melakukan survei internal terkait ini. Hasilnya sebanyak 25% staf dan anggota keluarga memilih untuk meninggalkan China sesegera mungkin.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China mengatakan tindaken anti-pandemi China adalah ilmiah. Namun keputusan itu kemungkinan meningkatkan infeksi.

China sendiri memang ketat menerapkan kebijakan”nol Covid”. Satu kasus saja bisa membuat suatu lokasi dikunci berhari-hari untuk tes.

Baca Juga:
Penduduk Asli Amerika Menggugat Sekolah Karena Melarang Bulu Elang Suci Saat Wisuda

China juga mengharuskan diplomat asing untuk mematuhi aturan pengendalian pandemi. Seperti karantina dan pengujian pada saat kedatangan meskipun beberapa utusan asing tidak harus memasuki hotel karantina yang ditunjuk pemerintah.

Sementara itu, tabloid China, Global Times menyebut ini bisa jadi “trik kotor” AS guna mengganggu Olimpiade Musim Dingin di Beijing, Februari. AS telah memimpin beberapa negara sekutu dan mitra dalam boikot diplomatik Olimpiade dengan klaim ada genosida berkelanjutan yang dilakukan pemerintah Xi Jinping terhadap Muslim Uyghur di wilayah barat Xinjiang.

[SAS]

Komentar

Terbaru