MANAberita.com — SUMIYATI terduduk lemas ketika memeriksa salah satu DNA yang ternyata milik Khoiriyah (16) yang tak lain adalah anaknya sendiri. Khoriyah merupakan salah satu korban terbakarnya pabrik petasan di Kosambi, Tanggerang, Kamis (26/10) lalu.
Sumiyati mengatakan jika anaknya baru bekerja di gudang tersebut selama 2 minggu lantaran baru lulus sekolah.
“namanya juga baru tamat sekolah, ditawarin kerja ya mau aja. Apalagi gajinya 55 ribu sehari,” ujar Sumiyati lemas.
Sebelum kejadian, remaja yang kerap dipanggil dengan sebutan Siti itu sempat menanyakan tanggal lahir kepada sang ibu.
“dia nanya, mak tanggal lahir siti berapa sih? Saya jawab 22 Februari 2001, kenapa nanya-nanya, kayak mau mampus aja lo?” kenang wanita 37 tahun tersebut.
Tidak hanya itu, Siti juga kerap meminta doa restu pada Sumiyati sebelum bekerja. Namun ketika hari kejadian, putrinya bahkan tidak berpamitan saat akan pergi bekerja.
Siti merupakan karyawan bagian pengepakan dan hanya mendapatkan upah 55 ribu sehari yang dibayarkan perminggu. Jika target perhari tidak sampai 7000, maka upah diturunkan menjadi 44 ribu saja.
Korban juga sempat mengeluh ingin berhenti bekerja dan disetujui oleh kedua orang tuanya, namun Siti justru lebih dulu berpulang menghadap yang Maha Kuasa.
“dia sempat ngomong kepingin berhenti, tempatnya kotor, bahkan tangannya juga terluka karena bubuk mercon. Bapaknya juga sudah bilang ikut saya saja ke tempat kopi,” tutup Sumiyati, dilansir dari tribunnews. (Dil)