MANAberita.com – SEORANG balita menggemaskan bernama Jessica menghembuskan nafas terakhirnya usai dirawat di rumah sakit Adam Malik dan dipasang CVC. Peristiwa yang terjadi pada 23 Agustus 2017 ini masih belum ditangani oleh pihak Polda Sumut meski sudah melaporkan pada tanggal 04 Oktober lalu.
Akun Facebook Birgaldo Sinaga menuliskan kronologi kematian bocah yang masih duduk dibangku Taman Kanak-kanak (TK). Bermula saat keluarga membawa Jessica M77 Clinic untuk mengecek keadaannya pada 15 Agustus lalu. Menurut pemeriksaan Dr. Yazid Dimyati, Sp. A(K), Spesialis Anak Konsultan Saraf Anak, Diketahui Jessica mengidap penyakit GBS yang sudah dideritanya sejak bulan Juli.
“Kami membawa Jessica untuk medical check up karsesuai anjuran Dokter Yazid. Tapi kenapa malah meninggal,” kenang ibu Kristin Aviani Simbolon, ibunya Jessica.
GBS adalah peradangan akut yang menyebabkan kerusakan sel saraf tanpa penyebab yang jelas. Itu yang menyebabkan Jessica sulit berjalan. Kakinya sering merasa seperti kesemutan.
2 hari menjelang check up, Jessica akhirnya dirujuk ke rumah sakit Adam Malik agar mendapatkan pemeriksaan laboratorium, guna memastikan diaknosa GBSnya sudah mencapai 100 persen. Saat itu gadis manis bertubuh berisi tersebut masih menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Bahkan Jessica masih sempat pergi kesekolah.
Pada Rabu (23/08) lalu, Jessica dibawa ke rumah sakit dan langsung mendapat perawatan menuju ruangan UGD. Usai mengurus administrasi, Kristin terkejut melihat keadaan sang anak yang sudah ketakutan lantaran proses pengambilan darah diselangkangan dengan berdalih tidak dapat menemukan urat nadinya.
Merasa tidak nyaman, kristin memutuskan untuk pindah ke rumah sakit lain namun dilarang, dengan alasan kritis dan harus mendapatkan perawatan. Pukul 11.00 Wib Jessica sempat sadar.
“dia sempat ngomong kalo selangkangan dan punggungnya berdarah, saya bantah dengan alasan digigit nyamuk,” tambah Kristin.
Pihak rumah sakit meminta orang tua pasien melakukan CVC dan keluarga menyetujuinya. Sayangnya, Jessica justru ditelantarkan selama 4 jam dengan alasan masih mencari alat yang akan dipakaikan pada korban.
Pukul 16.00 WIB, keluarga semakin dibuat terkejut karena kondisi Jessica semakin menurun dan detak jantungnya terhenti. Bahkan, mulut korban dibuka secara paksa hingga 3 giginya patah hanya demi memasukan alat kedalam mulutnya.
Mulutnya terpaksa di plaster karena tiga giginya patahMeskipun sempat dipindahkan ke rumah sakit Columbia, anak kedua dari pasangan Jhonson Parsaoran Sianipar dan Ibu Kristin Aviani Simbolon ini tidak tertolong. “padahal ketika pergi dia dalam keadaan baik-baik saja, bahkan sempat bermain ponsel dan mendengarkan lagu kesukaannya sebelum dilakukan CVC,” jelas Kristin.
Jenazah Jessica akhirnya dikembalikan. Mulutnya ditempel lakban plastik oleh perawat RS Columbia karena gigi atasnya tiga buah patah saat dipaksa buka oleh tenaga medis RS Adam Malik.
Tidak hanya itu, darah segar juga terus mengalir dari mulut dan hidung Jessica ketika dibawa ke rumah duka. Keluarga masih bertanya-tanya perihal darah yang mengalir dengan dugaan malpraktek.
Diduga Jessica mengalami infeksi usai dilakukan CVC, karena di pundak kiri dekat leher tampak ada dua bekas lubang CVC menghitam. Sementara di lengan kanan kirinya tampak kulitnya menghitam.
CVC itu adalah Central Venous Catheter. CVC prinsipnya sama dengan infus biasa. Cuma CVC infus yang langsung dimasukkan ke pembuluh darah dekat leher atau ke daerah selangkangan. (Dil)