Manaberita.com – SEBUAH Metanol yang merupakan kimia beracun telah curigai sebagai penyebab kematian 21 remaja di sebuah bar di kota East London, Afrika Selatan pada bulan lalu.
Dilansir ABC, metanol ditemukan di semua tubuh mereka. Penyelidikan masih berlanjut untuk menentukan apakah tingkat bahan kimia beracun yang dicurigai cukup untuk membunuh mereka.
“Methanol telah terdeteksi pada 21 pengunjung yang ada di sana, namun masih ada analisis progresif tingkat kuantitatif metanol dan apakah itu bisa menjadi penyebab akhir kematian,” Dr. Litha Matiwane, wakil direktur provinsi Eastern Cape untuk layanan klinis, mengatakan pada konferensi pers di East London pada Selasa.
Pihak berwenang masih menunggu hasil konklusif yang sedang dilakukan di laboratorium di kota Cape Town, katanya.
Metanol adalah bentuk alkohol beracun yang digunakan secara industri sebagai pelarut, pestisida atau sumber bahan bakar alternatif. Itu tidak digunakan dalam produksi alkohol yang dijual untuk konsumsi manusia.
Belum diketahui bagaimana anak-anak itu menelan metanol. Keracunan alkohol dan inhalasi karbon monoksida keduanya telah dikesampingkan sebagai kemungkinan penyebab kematian meskipun jejak keduanya terdeteksi di tubuh 21 korban, kata Matiwane.
Para remaja itu meninggal di kedai Enyobeni di kotapraja Taman Pemandangan London Timur pada dini hari tanggal 26 Juni, mengejutkan negara itu dan mengakibatkan beberapa penyelidikan oleh polisi dan otoritas lisensi minuman keras.
Banyak remaja, mulai usia antara 13 dan 17, ditemukan tewas di kedai, dengan tubuh mereka berserakan di meja dan sofa. Lainnya meninggal setelah mereka dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Polisi Afrika Selatan akan dipandu oleh hasil akhir analisis toksikologi untuk menentukan apakah ada orang yang akan menghadapi tuntutan pidana atas 21 kematian, kata menteri kepolisian nasional Bheki Cele.
Pemilik kedai Enyobeni dan beberapa karyawannya ditangkap dan saat ini dibebaskan dengan jaminan karena mereka menghadapi tuduhan terkait pelanggaran undang-undang perdagangan minuman keras, termasuk penjualan minuman keras kepada anak-anak.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa berbicara pada pemakaman massal untuk para remaja dan bersumpah bahwa pemerintahnya akan mengambil tindakan untuk mencegah alkohol disajikan kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun yang boleh minum secara legal.
Kematian anak-anak muda di bar di London Timur terpisah dari penembakan di tiga bar di Afrika Selatan awal bulan ini yang menewaskan total 22 orang. Dalam ketiga insiden tersebut, para tersangka menembaki pengunjung sebelum melaju dengan kendaraan mereka dan terutama para penyerang tidak merampok para korban. Dalam insiden terburuk, orang-orang bersenjata menyerbu sebuah bar di kotapraja Soweto Johannesburg dan melepaskan tembakan, menewaskan 16 orang.
[Bil]