Komnas HAM dan Komnas Perempuan Bakal Digugat Deolipa terkait Kasus Yosua

  • Selasa, 06 September 2022 - 19:50 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – EKS pengacara Bharada E atau Bharada Richard Eliezer, Deolipa Yumara, akan mengajukan gugatan terhadap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komnas Perempuan buntut dari pernyataan dua lembaga tersebut yang menduga Brigadir J telah melecehkan istri mantan Kadiv Propam Irjen Fedy Sambo, Putri Candrawathi.

Diketahui jika gugatan Deolipa tersebut akan dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (7/9).

“Kami hari Rabu akan mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum yang pertama kepada Komnas HAM dan yang kedua kepada Komnas Perempuan,” kata Deolipa di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (6/9).

Menurut Deolipa, Komnas HAM dan Komnas Perempuan merupakan lembaga negara yang tidak seharusnya melontarkan pernyataan hanya berdasarkan dugaan. Ia menduga ada sesuatu di balik pernyataan kedua lembaga itu.

Baca Juga:
Aktivis Afghanistan Menantang Juru Bicara Taliban Tentang Pendidikan Anak Perempuan

“Sama seperti Komnas HAM dugaan Yosua diduga melakukan pelecehan seksual, Komnas Perempuan juga begitu. Tapi kalau kami kan pengacara boleh bicara begitu. Kalau Komnas HAM dan Komnas Perempuan ada apa ini? Pasti ada sesuatu,” ujarnya.

Deolipa menyebutkan Komnas HAM dan Komnas Perempuan bukan lembaga penegak hukum, sehingga bukan wewenang mereka membuat rangkaian cerita dan praduga.

“Dia kan bukan lembaga pro justicia, dia lembaga negara nggak boleh urus persoalan ini, kemudian dia bikin rangkaian cerita kemudian dibikin praduga. Ini hanya dilakukan oleh penegak hukum yang pro justicia, dia kan bukan,” katanya.

Tak hanya itu, Deolipa juga mengatakan bahwa Komnas HAM dan Komnas Perempuan sudah melanggar prinsip kehati-hatian dalam menyampaikan dugaan adanya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap Putri Candrawathi.

Baca Juga:
Hoang Thi Minh Hong Ditangkap Karena Dugaan Penggelapan Pajak, Siapa Dia?

Ia menilai, pernyataan Komnas HAM dan Komnas Perempuan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

“Dia juga melanggar prinsip kehati-hatian sebagai lembaga negara yang baik. Nggak boleh juga buat statement berbahaya. Ini kan membuat onar mereka ini. Untung saya nggak lapor pidana sesuai dengan pasal pembuat keonaran,” tuturnya.

Melansir dari detikcom, Sebelumnya, Komnas HAM menemukan dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kepada Putri Candrawathi.

Dari laporan hasil pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM, dugaan kekerasan seksual itu terjadi di Magelang pada Kamis, 7 Juli 2022.

Baca Juga:
Aktivis Mesir Mengatakan Dia Berencana Untuk Melakukan Perjalanan Ke Italia Setelah di Ampuni

Selain itu, Komnas Perempuan juga menyebut ada dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh Putri Candrawathi. Bahkan, kata mereka, Putri ingin mengakhiri hidup karena pelecehan yang dialaminya.

Putri disebut mengalami hambatan dalam kasus tersebut. Hambatan itu tak terlepas dari kapasitas jabatan Sambo di Polri karena dinilai mampu mempengaruhi independensi dan profesionalitas penyidik dalam melakukan pendalaman dugaan kasus kekerasan seksual, sehingga berdampak sangat fatal.

Sementara itu, Putri bersama Sambo, Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Maruf ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Mereka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.

(Rik)

Komentar

Terbaru