Manaberita.com – FAISAL Basri seorang Pengamat Ekonomi Senior mengkritik keras terkait rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang ekspor timah karena jenis komoditas yang dilarang adalah ingot atau batang timah.
Menurut Faisal, Jokowi menyamakan bijih nikel dengan bijih timah. Padahal, bijih timah telah dilarang sedari dulu alias selama ini Indonesia tak mengekspor timah dalam bentuk bijih
“Nah, dia mau melarang (ekspor) ingot, batang timah itu yang udah 70 persen. Jadi yang sudah kita ekspor itu timah batangan, itu mau dilarang,” paparnya dalam sesi diskusi di ASA Indonesia, Jumat (21/10).
Jika Jokowi resmi melarang ekspor timah, Faisal mempertanyakan kemana PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk harus menyalurkan timah tersebut.
Wacana larangan ekspor timah ini merebak sejak akhir 2021. Jokowi saat itu mengatakan akan melarang ekspor timah mulai 2024, usai pelarangan ekspor bauksit hingga tembaga.
Larangan ekspor bahan mentah ini dilakukan demi membangun hilirisasi di Indonesia. Nantinya, seluruh bahan mentah akan diolah di dalam negeri.
“Nanti kalau sudah hitungannya matang ketemu kalkulasinya akan saya umumkan setop. Misalnya tahun depan atau setop tahun ini bisa terjadi. Saya kira kesiapan-kesiapan dari smelter baik nilai BUMN maupun nilai swasta harus kita kalkulasi semuanya ya terima kasih,” kata Jokowi, Kamis (20/10), seiring dengan dibangunnya smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah.
Walaupun demikian, Faisal tetap tak setuju dengan rencana pelarangan ekspor timah tersebut.
“Jadi Pak Jokowi jangan asal. Pak Jokowi ini bukan bapak rumah tangga, istri sama anak-anaknya. Ini rumah tangga 270 juta orang. Ingat itu nasib rakyat-rakyat Bangka Belitung kayak gimana dari larangannya,” tegas Faisal sembari menggebrak meja.
Sebelumnya, Jokowi berencana menyetop ekspor timah seiring dengan dibangunnya smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah.
“Hari ini saya melihat smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam rangka hilirisasi timah. Nikel sudah, timah, bauksit,” kata Jokowi, Kamis (20/10).
“Ini semuanya akan saya ikuti dan ini nanti akan selesai November yang kita harapkan pergerakan hilirisasi di timah akan segera mengikuti seperti yang kita lakukan di nikel tetapi kita belum berhitung kapan akan kita stop untuk ekspor bahan mentah timah,” imbuhnya.
(Rik)