Akibat Erupsi Semeru, Ampelgading Malang Terdampak Hujan Abu

  • Minggu, 04 Desember 2022 - 21:20 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang melaporkan wilayah Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur terkena hujan abu dampak erupsi Gunung Semeru.

“Hanya abu saja yang masuk ke wilayah Malang, sama seperti tahun-tahun yang lalu. Ada laporan di wilayah Kecamatan Ampelgading,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan di Kabupaten Malang, Minggu (4/12).

Sadono menjelaskan tidak ada kerusakan di wilayah Kecamatan Ampelgading akibat hujan abu vulkanik tersebut. Gunung Semeru dilaporkan memuntahkan awan panas guguran pada Minggu (4/12) sejak pukul 02.46 WIB sejauh tujuh kilometer.

“Tidak ada kerusakan untuk di wilayah Kabupaten Malang,” ujarnya.

Camat Ampelgading Stefanus Lodewyk menambahkan usai erupsi Gunung Semeru, memang ada hujan abu tipis di wilayah setempat. Namun, saat ini hujan abu vulkanik tersebut tidak terlihat karena situasi saat ini sedang hujan.

Baca Juga:
Akibat Gempa Yogya di Bantul, Jateng dan Jatim, Inilah Daftar Kerusakannya!

Ia menambahkan, kondisi terkini di wilayah Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang mendung dan hujan sudah mulai mereda. Tidak ada laporan kerusakan akibat erupsi Gunung Semeru tersebut.

“Hujan abu sedikit sekali. Tadi dari salah satu desa ada laporan, abu di daun pisang, tapi aman dan tidak ada kerusakan. Laporan dari Desa Argoyuwono,” ujarnya dikutip dari CNN Indonesia.

Berdasarkan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, awan panas guguran Gunung Semeru memiliki kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal.

Baca Juga:
Terendam Banjir Selama Sepekan, Begini Curhatan Warga Penjaringan Jakarta Utara

Kolom abu tersebut, dilaporkan mengarah ke arah tenggara dan selatan setinggi 1.500 meter dari atas puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).

Sumber awan panas guguran tersebut berasal dari tumpukan pada ujung lidah lava yang berada di sekitar 800 meter dari kawah Jonggring Saloko.

(Rik)

Komentar

Terbaru