Manaberita.com – NILAI tukar rupiah ditutup di level Rp15.602 per dolar AS pada Selasa (20/12) sore. Mata uang Garuda melemah tipis 6 poin atau minus 0,04 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.608 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Dolar Hong Kong plus 0,01 persen, peso Filipina turun 0,03 persen, dan rupee India tumbuh 0,30 persen, dolar Singapura menguat 0,21 persen.
Kemudian won Korea Selatan turun 0,08 persen, yen Jepang plus 0,39 persen, ringgit Malaysia naik 0,19 persen, baht Thailand menguat 0,25 persen, dan yuan China menguat 0,08 persen.
Dilansir dari CNN Indonesia, Mata uang negara maju juga bergerak bervariasi. Poundsterling Inggris melemah 0,01 persen, euro Eropa minus 0,05 persen, dolar Kanada turun 0,05 persen, franc Swiss tumbuh 0,18 persen, dan dolar Australia melemah 0,10 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah melemah tipis di tengah sentimen risk-off di pasar. Faktor penggerak rupiah sepenuhnya datang dari eksternal.
Salah satunya keputusan bank sentral Jepang (BoJ) yang mengubah kontrol imbal hasil obligasi hingga memungkinkan suku bunga jangka panjang naik lebih besar.
Tindakan ini semakin menekan bursa dan mendistorsi pasar forex.
“Setelah keputusan BoJ ini, indeks dolar AS bergerak volatile dan cenderung tertekan terutama oleh penguatan besar pada Yen. Ini juga menyebabkan rupiah berhasil rebound dan ditutup hanya melemah tipis,” ujarnya.
Lukman memperkirakan rupiah masih bisa memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS pada esok hari. Namun, volatilitas mungkin akan meningkat disebabkan oleh investor yang masih mencerna dampak dari kebijakan BoJ terbaru ini.
Lukman memperkirakan rupiah berada di zona Rp15.550 hingga Rp15.650 per dolar AS.
(Rik)