Manaberita.com – TENTARA Israel mengatakan telah mengajukan “dakwaan berlebihan” terhadap prajurit infanteri yang melemparkan bahan peledak rakitan ke kediaman Palestina di dalam bank Barat yang diduduki sebagai pembalasan atas penculikan jenazah seorang pemuda Israel bulan lalu. Pejuang Palestina telah menyita tubuh seorang siswa sekolah menengah Druze Israel dari sebuah institusi medis di dalam kota Jenin di tepi Barat yang diduduki di mana dia dibawa setelah kecelakaan mobil. Mayatnya kemudian dikembalikan. Druze adalah minoritas agama Arab di Israel yang anggotanya wajib militer.
Dilansir Aljazeera, “Para terdakwa dan seorang prajurit lainnya merakit bahan peledak rakitan dan melemparkannya langsung ke rumah yang penuh sesak,” kata militer pada hari Kamis. “Aksi tersebut didedikasikan dengan tujuan untuk memulai perapian di rumah sebagai bentuk balas dendam atas penculikan jenazah seorang pemuda Israel di Jenin.” Tidak ada orang di dalam rumah yang terluka, menurut warga. Prajurit 0,33 juga akan didakwa dalam beberapa hari mendatang, kata tentara.
Persidangan dan hukuman terhadap prajurit infanteri Israel atas kejahatan yang dilakukan terhadap warga Palestina jarang terjadi karena tentara Israel sangat jarang menghadapi tuntutan. Menurut organisasi hak asasi manusia Israel Yesh Din, fakta untuk periode 2019-20 menegaskan bahwa hanya 2 persen pengaduan yang diajukan oleh orang Palestina terhadap pasukan Israel untuk pelecehan yang berujung pada penuntutan.
Pada penghentian alternatif, hampir semua kasus dan persidangan warga Palestina di pengadilan tentara Israel sembilan puluh sembilan,74 persen menghasilkan hukuman. Ada intensifikasi kekerasan di bank Barat sejak bulan Maret itu, dengan negara-negara Amerika Serikat melabeli tahun 2022 sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina di wilayah tersebut sejak tahun 2006. Israel mengintensifkan serangan angkatan laut yang telah lama dilakukan di dalam bank Barat, yang menyebabkan puluhan pembunuhan dan ratusan penangkapan, setelah serangkaian serangan dengan menggunakan warga Palestina.
Israel juga sering menahan jenazah warga Palestina yang meninggal di penjara Israel, dengan tujuan untuk menggunakannya sebagai alat tawar-menawar selama negosiasi dengan kelompok bersenjata. Warga Palestina mengadakan protes awal pekan ini di Tepi Barat menyerukan agar tubuh orang-orang yang kita sayangi dibebaskan.
[Bil]