El Nino Terpantau 80 Persen Dimulai Bulan ini, Puncaknya Akhir Tahun

  • Sabtu, 03 Juni 2023 - 20:38 WIB
  • Lainnya

MANAberita.com – BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan jika fenomena iklim El Nino bakal mulai terjadi bulan ini dan mencapai puncaknya di akhir tahun.

El Nino, yang terpantau lewat El Niño-Southern Oscillation (ENSO), merupakan peristiwa perubahan angin dan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang berdampak pada iklim global berupa penurunan curah hujan.

Indikatornya tercantum dalam Indeks Nino 3.4. Makin naik suhunya, makin jelas pula kemunculan El Nino. Sebaliknya, makin turun maka makin jelas kemunculan fenomena La Nina yang memicu kenaikan curah hujan.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko menuturkan, berdasarkan pengamatan pihaknya suhu muka laut di Samudra Pasifik, La Niña berakhir pada Februari 2023.

Baca Juga:
Ini Penjelasan BMKG Soal Langit Merah di Muaro Jambi

Sepanjang periode Maret-April 2023, ia menyebut ENSO berada pada fase Netral, yang mengindikasikan ketiadaan gangguan iklim dari Samudra Pasifik.

Urip pun mengungkap ada peluang besar peralihan ke El Nino bulan ini.

“Dengan peluang >80%, ENSO Netral diprediksi mulai beralih menuju fase El Niño pada periode Juni 2023 dan diprediksi akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga moderat,” tuturnya, Rabu (31/5).

Pihaknya juga memprediksi puncak El Nino, yang berarti merupakan puncak anomali suhu di Samudera Pasifik (indeks El Nino), bukan puncak kekeringan di Indonesia,

Baca Juga:
Cianjur Diguncang Gempa M 3,5, Warga Panik Berhamburan ke Luar Rumah

“akan terjadi pada November – Desember.”

“Secara umum El Nino akan mengakibatkan iklim kering di Indonesia, terutama pada periode Juni hingga Oktober. Oleh karena itu dampak El Nino bakal terasa lebih signifikan pada periode tersebut karena bersamaan dengan periode kemarau di Indonesia,” urai Urip.

Dampak fenomena El Nino, kata dia, umumnya akan mengakibatkan curah hujan yang turun lebih rendah dibanding dengan rata-ratanya, terutama pada periode Juni-Juli-Agustus (JJA) dan September-Oktober-November (SON).

Menurutnya, berdasarkan catatan sejarah masa lalu, El Nino yang terjadi usai pertengahan tahun umumnya berlangsung dengan durasi yang pendek (5-7 bulan).

Baca Juga:
Viral! Ribuan Ikan di Laut Menepi ke Daratan di Pantai Mutiara Jakarta

“BMKG memprediksi El Nino dapat terjadi hingga periode Maret – April 2024,” ucap dia.

Urip juga mengungkap kondisi fenomena iklim lainnya yang berpengaruh ke Indonesia, yakni Indian Ocean Dipole (IOD), mulai berlangsung bulan ini.

“Gangguan iklim dari Samudra Hindia, yaitu IOD, saat ini juga berada pada fase Netral dan diprediksi berpeluang akan beralih menuju fase IOD Positif mulai Juni hingga Oktober 2023,” ungkapnya.

(sas)

Komentar

Terbaru