Manaberita.com – PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi meminta agar pembelanjaan uang negara, baik dalam APBN ataupun APBD harus lah optimal dan produktif.
Pasalnya, tak mudah untuk mencari uang di tengah situasi ekonomi global yang sulit seperti sekarang.
Ia lantas menceritakan diskusinya dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva beberapa waktu lalu. Kristalina mengatakan negara yang menjadi ‘pasien’ IMF saat mencapai 96 negara.
Hal ini, kata Jokowi, menunjukkan situasi dunia saat ini sedang sulit. Eropa bahkan sudah resesi. Oleh sebab itu, setiap rupiah yang dibelanjakan haruslah produktif.
“Karena memang cari uang sangat sulit, baik lewat pajak, PNBP, royalti, dividen, tidak mudah. Sekali lagi, untuk wujudkan Indonesia Emas 2045 tidak mudah,” kata Jokowi di acara Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023, Jakarta, Rabu (14/6).
Menurutnya, peran pengawasan dalam penggunaan anggaran pemerintah ini sangat penting. Ia mengaku sering turun ke lapangan untuk memastikan program-program pemerintah sampai ke masyarakat.
“Karena memang kita lemah di sisi itu (pengawasan). Jika tidak diawasi, hati-hati, jika tidak cek langsung, dipelototi satu satu, hati-hati kita lemah di situ. Kita turun ke bawah saja masih ada yang bablas, apalagi tidak,” imbuhnya.
Tanpa menyebut daerahnya, ia mencontohkan ada pemda yang 80 persen anggarannya habis untuk kegiatan yang tak konkret, yakni untuk rapat dan perjalanan dinas. Ia ingin penggunaan dana ini diubah dari yang berorientasi prosedur menjadi berorientasi hasil agar belanjanya konkret dan optimal.
“Begitu bisa dibalik, 80 persen (untuk kegiatan) konkret, 20 persen untuk rapat, anggaran APBN, APBD itu produktif,” ujarnya.
(Rik)