MANAberita.com – SEBUAH kabar mengejutkan datang dari event Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2023. Diketahui harga sewa lapak untuk berjualan kerak telor di PRJ mencapai Rp 17 juta.
Kabar tersebut pertama kali dihembuskan oleh Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas. Anwar awalnya menjelaskan pengaturan pedagang kerak telor di event tersebut ditangani langsung oleh pihak JIEXpo. Namun kini, diserahkan ke pihak ketiga atau lembaga swadaya masyarakat (LSM)
“Tapi dalam beberapa tahun terakhir sudah diserahkan pengaturannya kepada pihak ketiga atau LSM. Tetapi pihak LSM ini ternyata telah meminta kepada para pedagang kerak telor tersebut sebesar Rp 17 juta per titik selama JIExpo berlangsung, padahal pihak JIExpo hanya menge-charge mereka sekitar Rp 5,5 juta untuk satu titik,” kata Anwar dalam keterangan tertulis, Selasa (20/6).
Anwar menduga pihak ketiga itulah yang memanfaatkan momentum tersebut untuk mengambil keuntungan. Anwar memandang semestinya pengaturan pedagang ditangani langsung oleh JIExpo demi menghindari adanya penyimpangan.
“Jadi pihak LSM tersebut tampaknya sudah mengambil untung yang sangat besar terlebih dahulu, padahal kalau seandainya para pedagang kerak telor tersebut langsung berhubungan dengan pihak JIExpo seperti dahulu hal demikian tentu akan bisa menambah tingkat pendapatan dan keuntungan mereka. Sehingga dengan demikian diharapkan mereka akan bisa hidup lebih baik dan lebih sejahtera lagi. Tetapi hal demikian tampak tidak terjadi. Kasihan sekali nasib mereka ya,” ucapnya.
Pihak JIExpo sendiri menanggapi kabar tersebut. Pertama, JIExpo mengakui jika sejak lima tahun terakhir, pengaturan pedagang kerak telor di Jakarta Fair memang diserahkan kepada pihak ketiga atau LSM. Namun pihak Jakarta Fair sendiri hanya mematok biaya sewa sebesar Rp 5,5 juta kepada para pedagang kerak telor.
“Beberapa tahun terakhir, sudah lebih dari 5-6 tahun itu sudah kita serahkan ke pihak ketiga, dalam hal ini LSM yang ada di DKI sini untuk mengaturnya. Artinya kita sendiri hanya men-charge sekitar Rp 5,5 juta untuk satu titik kerak telor,” kata Direktur Marketing JIExpo, Ralph Scheunemann dikutip detikcom, Selasa (20/6).
Lebih lanjut, Ralph menjelaskan biaya Rp 5,5 juta itu meliputi uang kebersihan, administrasi hingga listrik selama perhelatan Jakarta Fair bergulir hingga 16 Juli 2023 mendatang.
“Uang Rp 5,5 juta ini sebenarnya hanya uang administrasi dan uang kebersihan dan uang listrik. Karena kalau kita lihat dari situ kita tidak ada ambil keuntungan sama sekali,” ucapnya.
“Kalau memang pihak ketiga ambil keuntungan segitu, ya tanyakan ke pihak ketiga,” lanjutnya.
JIExpo sendiri memiliki alasan menggandeng pihak ketiga dalam mengatur pedagang kerak telor. Tujuannya ialah agar para pedagang tidak berpindah-pindah dan menempati lapak sesuai yang telah ditentukan.
“Kalau masalah Rp 17 juta tanyakan ke pihak ketiga. Nanti bisa dicek ke Roy, untuk dicek, klarifikasi. Yang penting adalah kita dari Jakfair menunjuk seseorang untuk bisa membantu supaya kita bisa kontrol, supaya para kerak telor tuh rapih, mereka dapat titik di situ dan tidak pindah-pindah tempat. Kalau mereka pindah-pindah tempat kadang kan mereka nutupan stand dll yang lain ngamuk dong? Jadi harus diatur,” terangnya.
Di sisi lain, Ralph memastikan hanya pengaturan pedagang kerak telor dan pedagang di area Kampung Betawi di kawasan Gambir Expo diserahkan kepada pihak ketiga. Sementara untuk tenant lainnya ditangani langsung oleh manajemen JIExpo.
“Kalau UMKM lain kita yang handle, kecuali Kampung Betawi dan pedagang kerak telor,” imbuhnya.
(sas)