Warga Meninggal Akibat Antraks di Gunungkidul DIY Bertambah

  • Selasa, 04 Juli 2023 - 17:58 WIB
  • Nasional

MANAberita.com – KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan jumlah warga kota kecil di Kabupaten Gunungkidul yang meninggal akibat paparan antraks bertambah menjadi tiga orang. Tercatat tiga orang berasal dari kawasan Semanu.

Kepala Dinas Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ketiga orang itu termasuk di antara 93 warga yang dinyatakan positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang tidak sehat atau meninggal akibat penyakit tersebut.

“Yang meninggal tiga orang di Semanu, yang Karangmojo tidak ada yang meninggal, tapi dalam pemeriksaannya positif ada antraks di dalam tubuhnya,” kata Nadia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/7).

Mengutip laman CNN Indonesia, Nadia mengatakan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk penyelidikan epidemiologi paparan antraks terhadap puluhan warga.

Misalnya karena makan ternak yang positif anthrax, atau rumput atau tanah sumber makanan ternaknya terkena spora bakteri anthrax.

Baca Juga:
Pemukim Menyerang Warga Palestina di Huwara di Tengah Kehadiran Tentara Israel

“Karena virus antraks sangat kuat di dalam tanah, dia tidak gampang mati,” kata dia.

Lebih lanjut, Nadia kemudian mewanti-wanti agar seluruh masyarakat Indonesia khususnya warga Gunungkidul yang tercatat sering melaporkan kasus antraks untuk lebih berhati-hati saat mengkonsumsi hewan ternak.

Nadia mengatakan, apabila warga mengetahui sapi atau kambing yang tiba-tiba sakit atau menunjukkan gejala antraks, maka hewan ternak itu harus langsung dibunuh dan dikubur, bukan malah dijual atau dikonsumsi.

Baca Juga:
Histeris! Pria Ini Pulang Setelah Beberapa Bulan yang Lalu di Makamkan

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mengolah daging secara bersih dan matang. Nadia juga meminta agar dinas peternakan selalu memberikan edukasi kepada warga serta memeriksa hewan ternak para warga apabila terjadi anomali.

“Misalnya konsumsi terbesar saat kurban, makanya kita selalu mengatakan hewan kurban harus dilakukan pengecekan ke dinas peternakan,” ujar Nadia.

(sas)

Komentar

Terbaru