Kemenkes Sebut Antraks Bisa Jadi Senjata Biologis: Perlu Diwaspadai

  • Kamis, 06 Juli 2023 - 19:17 WIB
  • Nasional

MANAberita.com – KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menyebut jika penyakit antraks merupakan penyakit yang berasal dari hewan atau zoonosis, sehingga dapat dijadikan senjata biologis untuk menyerang suatu daerah.

Kemenkes mengimbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit tersebut.

Mengutip CNN Indonesia, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menambahkan penyakit Antraks memiliki empat jenis. Yakni antraks kulit, saluran pencernaan, paru-paru, dan injeksi. Dari keempat tipe itu, antraks paru-paru memiliki tingkat fatalitas atau kematian tertinggi.

“Antraks itu bisa menjadi biological weapons, masuk menjadi senjata biologis. Mungkin teman-teman pernah mendengar bahwa antraks ini bisa digunakan oleh teroris untuk meneror suatu wilayah,” kata Imran dalam konferensi pers secara daring, Kamis (6/7).

Baca Juga:
Nah Lho! Daftar Penyakit yang Bisa Menular Lewat Ciuman

Kewaspadaan itu menurutnya juga harus ditingkatkan pada daerah endemis antraks seperti DIY. Oleh sebab itu, Kemenkes menginstruksikan agar seluruh fasilitas kesehatan (faskes) baik tingkat rumah sakit atau puskesmas untuk mulai waspada terkait potensi penularan penyakit Antraks

“Jadi memang ini suatu hal yang perlu kita waspadai bersama,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Imran menjelaskan sejak 2016-2022 penyakit ini sudah memakan korban di DIY, namun belum tercatat korban meninggal dunia. Namun pada 2023 ini, Kabupaten Gunungkidul mencatatkan tiga kasus kematian akibat antraks.

Baca Juga:
Tradisi Brandu Disebut Sebagai Biang Kerok Masifnya Penularan Antraks di Gunungkidul

Ia mengatakan seorang warga yang meninggal suspek antraks. Sementara dua warga lainnya tidak diperiksa, namun diketahui memiliki kontak erat dengan sapi mati penyebab antraks.

“Bagi masyarakat kalau terjadi gejala-gejala seperti kulit melepuh, kemudian pernah kontak dengan sapi yang tidak jelas kematiannya, maka harus segera melaporkan ke faskes. Karena sebenarnya di fase awal itu bisa kita tangani dengan baik,” ujar Imran.

(sas)

Komentar

Terbaru