Manaberita.com – Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapatkan dua pujian dari kader PDIP, dalam pertemuan mereka baru-baru ini.
Keduanya yakni, Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko. Effendi sempat mengundang Prabowo ke acara Rakernas marga Simbolon di daerah Jakarta Timur pada 7 Juli lalu.
Usai acara tersebut, Effendi bahkan memberi sinyal dukungan kepada Prabowo di Pilpres 2024. Dia menyatakan keinginannya agar Indonesia dinakhodai pemimpin yang andal.
“Saya pribadi, secara jujur berharap Indonesia dinakhodai pemimpin yang punya keandalan. Secara jujur dan objektif, saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo,” ujar Effendi usai mengantar Prabowo yang hadir dalam Rakernas, Jumat (7/7).
Melansir dari CNN Indonesia, Buntut pernyataan itu, Dewan Kehormatan PDIP kemudian memanggil anggota Komisi I DPR tersebut. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Effendi tegak lurus mengikuti instruksi partai yang resmi mendeklarasikan Ganjar sebagai capres pada 21 April lalu. Menurutnya, Effendi akan berjuang bersama memenangkan Ganjar.
Usai pertemuan, Effendi dengan raut muka kecut irit bicara. Dia tak berkomentar terkait pemanggilannya.
Sementara baru-baru ini, Budiman bertandang ke kediaman Prabowo di kawasan Kartanegara, Jakarta Selatan. Budiman mengaku kunjungannya itu tak mewakili partai.
“Saya ingin mengatakan bahwa ini tidak mewakili partai, ini pribadi,” kata Budiman, Selasa (18/7).
Sama halnya dengan Effendi, Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun juga berencana memanggil kader mudanya itu. Dia menyatakan bakal memperlakukan semua kader banteng dengan sama.
“Pasti kami panggil. Semua diperlakukan sama,” kata Komarudin Watubun mengutip Antara, Rabu (19/7).
Dia menegaskan kader PDIP terikat dengan aturan partai. Komarudin menyatakan tiap kader tetap memiliki batas selama kartu tanda anggota (KTA). Komarudin enggan berspekulasi tentang sikap Budiman bertemu Prabowo karena kecewa tidak diberikan posisi strategis di pemerintahan.
Menurut dia, kader sekaliber Budiman tidak mungkin mempersoalkan tersebut dengan berlebihan.
“Saya tidak terlalu percaya orang sekelas Budiman, hanya urusan kecil begitu menjadi kecewa. Itu terlalu kecil urusannya,” tutur Komarudin.
(rik)