Manaberita.com – VIRAL di media sosial cerita seorang driver ojek online (ojol) soal customer-nya. Driver ojol bernama Arif viral dinarasikan menyelamatkan korban penipuan modus lowongan kerja dari sebuah ruko di Bekasi, Jawa Barat.
Melansir dari detikcom, Arif menyebutkan insiden itu terjadi pada Selasa (25/7/2023), sekitar pukul 09.00 WIB. Arif mengaku mendapatkan orderan dari korban yang memintanya dijemput di sebuah ruko.
Dalam chat yang beredar, customer memintanya menjemputnya karena ‘ditahan’ oleh perusahaan tersebut. Hingga akhirnya Arif menyarankan agar customer-nya seolah-olah memesan makanan.
“Di chat yang beredar itu, ‘saya kayaknya ditipu, saya takut, mau kabur’. Terus ya udah saya bilang, ‘ya udah saya ke situ.’ Terus kata dia gimana ya caranya saya buat kabur dari sini, saya kasih semacam kayak, pokoknya, ‘Abang bilang pesan Go-Food, entar saya ke depan situ’ gitu,” kata Arif saat dihubungi, Rabu (26/7).
Arif mengatakan dua langsung menuju ruko untuk menjemput korban. Dia menyebutkan korban sempat dilarang keluar oleh pihak perusahaan.
“Terus udah tuh, masih di-chat saya, sembari jalan juga sih. Sambil jalan saya chat-chatan juga, dia sempat izin tuh mau ngambil Go-Food tapi nggak diizinin, nggak diizinin sama mungkin HRD-nya di sana kali ya,” ujarnya.
Tetapi, menurut Arif, korban kemudian berhasil keluar dengan alasan pergi ke toilet. Dia menuturkan korban lalu menghampirinya dan meminta segera meninggalkan lokasi.
“Akhirnya dia diizinin, alasannya bukan karena ambil Go-Food, alasannya ke toilet dia bilang. Akhirnya turun, nggak lama dia turun, udah tuh, buru-buru itu keadaannya, karena di depan ada satpam kan, satpamnya juga pas saya berhenti di sana juga ngelihatin, sekitar 2-3 orang, saya lupa,” ujarnya.
Dia mengatakan korban mengaku mengetahui lowongan pekerjaan itu dari situs online pencarian kerja. Dia menyebutkan nama perusahaan yang ditampilkan dalam akun pencari kerja itu berbeda dengan nama perusahaan di ruko tersebut.
“Ini dari penuturan customer service ini dia bilang dia apply dari situs, jadi dia apply di situs ini dengan nama PT A, misal, tapi pas dia datang ke ruko yang Bekasi ini dia bilang apply di PT A dan lokasinya di Jakarta dan dia bilang tidak ada pungutan biaya apa pun. Terus ada WA masuknya mengarahkan ke Bekasi sini, lalu setelah itu kan ya udah, pas sampai rukonya kok jadi PT B gitu,” ujarnya.
Dia mengatakan korban merasa curiga lantaran diminta membayar uang sebesar Rp 1,5 juta untuk proses administrasi. Dia mengatakan uang itu harus dibayarkan di hari itu juga.
“Setelah naik ke atas, ketemu HRD mungkin semacam itu, mulai lah mungkin diprospek segala macam, disebutin bahwasannya harus bayar Rp 1,5 juta dan itu harus ada hari ini dan kalau nggak ada diusahain minjam ke orang tua, saudara atau nggak temen, kayak gitu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arif mengatakan korban juga telah membayar Rp 350 ribu ke perusahaan tersebut. Dia mengaku tak menanyakan detail terkait peristiwa tersebut ke korban.
“Tapi sebelumnya dia sudah DP Rp 350 ribu dia bilang, tapi dia udah kena itu DP Rp 350 ribu,” ujar Arif.
“Iya ketakutan, dia langsung ‘ayo, Bang, jalan, Bang,’ gitu. Pas naik nih, nggak perlu pakai helm, saya paham, emang mau buru-buru nih, dia langsung naik udah ‘ayo, Bang’, tapi ya raut muka standar deh, ya ketakutan pasti dalam hati,” tambahnya.
(Rik)