Target Ekonomi Sumatera Selatan: Capaian dan Tantangan

Manaberita.com –  Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% pada tahun 2024, dengan fokus pada sektor pertanian, industri pengolahan, dan pariwisata. Namun, sejauh mana realisasinya? Berikut analisis pencapaian dan kendala yang dihadapi.

Target Ekonomi Sumsel 2024
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2023-2026, Sumsel menetapkan beberapa target utama:
1. Pertumbuhan ekonomi 5,8% (naik dari 5,2% di 2023).
2. Penurunan angka kemiskinan di bawah 10% (dari 10,5% pada 2023).
3. Peningkatan investasi Rp 50 triliun, terutama di sektor agroindustri dan energi.
4. Pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Api-Api sebagai hub ekspor.

Realisasi Hingga Semester I 2024
Berdasarkan data BPS Sumsel dan Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, capaian sementara adalah:

  • 1. Pertumbuhan Ekonomi: 5,4% (Q2 2024).
    Masih di bawah target, tetapi lebih tinggi dari rata-rata nasional (5,1%). Sektor penyumbang terbesar: Pertanian (23%), terutama kelapa sawit dan karet. Industri Pengolahan (18%), seperti pupuk dan tekstil. Perdagangan & Pariwisata (15%), didorong event olahraga dan budaya.
  • 2. Kemiskinan: 10,2% (Maret 2024)
    Turun tipis dari 10,5% (2023), tetapi masih di atas target. Penyebab: Harga pangan yang fluktuatif dan lapangan kerja terbatas di desa.
  • 3. Investasi: Rp 28 triliun (Januari-Juni 2024). Mencapai 56% dari target tahunan. Proyek besar: Ekspansi pabrik pupuk PT Pupuk Sriwidjaja. Pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api fase II.
  • 4. KEK Tanjung Api-Api: Progres 65%.
    Infrastruktur dasar selesai, tetapi minimnya investor utama memperlambat realisasi.

Tantangan yang Dihadapi

  • 1. Ketergantungan pada Komoditas
    60% ekspor Sumsel masih bergantung pada kelapa sawit dan karet, yang harganya fluktuatif di pasar global.
  • 2. Infrastruktur yang Belum Merata.
    Jaringan logistik di daerah pedalaman (seperti Musi Rawas) masih buruk, menghambat distribusi hasil pertanian.
  • 3. Iklim Investasi yang Belum Optimal.
    Birokrasi yang rumit dan overlap regulasiantara pusat-daerah sering dikeluhkan investor.
  • 4. Dampak Perlambatan Ekonomi Global
    Penurunan permintaan ekspor ke China dan AS memengaruhi kinerja industri pengolahan.

Sumber: BPS Sumsel, BI Sumsel, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, RPJMD 2023-2026. Catatan: Data dapat berubah sesuai laporan resmi triwulan III-IV 2024.

Baca Juga:
Masih Dalam Perawatan, Ustadz Arifin Ilham Siapkan Kain Kafan Untuk Dirinya


Komentar

Terbaru