MANAberita.com – MENINGGALNYA Mohd Rifai alias Mat Ijah alias Aak alias Abah Cik, Senin (25/12) pukul 23.00 WIB, preman legendaris dari Palembang tepatnya di kawasan Tangga Buntung menyisakan duka mendalam bagi sanak kerabat yang ditinggalkan.
Mat Ijah sendiri sudah dimakamkan siang tadi pukul 14.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Bukit Siguntang.
Semasa hidup Mat Ijah terkenal sebagai Preman Besar yang mempunyai anak buah yang banyak. Walau sudah lama tidak aktif di dunia premanisme Kota Palembang, namun nama Mat Ijah tetap disegani oleh semua kalangan.
Salah satu keponakan Mat Ijah yang bernama Iskandar, membuat status di akun Facebooknya (Iskandar Zola), tentang rasa kesedihan dan kehilangan yang dialaminya.
Iis panggilan akrab Iskandar, mengakui besarnya bantuan Mat Ijah baik moril maupun materil kepada dirinya dan keluarga. Iis sendiri ditinggal selama-lamanya oleh ayahnya pada umur 2 tahun. Dan sejak itu, Mat Ijah seakan tak pernah lepas memperhatikan dan membantu keluarganya itu.
Berikut status Facebook Iskandar Zola :
“Ayahku meninggal waktu yuk Dedek umur 6th, aku 2th, dan adikku Agoez umur 1th..
Setelah ayah meninggal, semua tabungan emak, perhiasan dan perabotan rumah hasil kerja keras ayah, habis buat biaya ini itu..
Dan akhirnya Emak pun berjualan yg hasilnya cukup utk makan sehari-hari…
Alhamdulillah dibalik kesusahan emak, ada dua sosok yg bener2 sangat menyayangi dan memperhatikan keadaan kami tiga bersauadara..
Yang satu kakak laki-laki nya emak.. Uwo abdul hamid (almarhum) dan yg satunya yg baru saja menghadap sang khalik, adik sepupu kesayangannya ayah, abacik Rifai Mohd atau Aak Mat Ijah (almarhum)..
Mereka berdua yg bantu perekonomian kami, mulai dari sembako, baju dan biaya sekolah, baju lebaran dan THR, hingga biaya kami bertiga saudara menikah..
Syukur Alhamdulillah Allah memberikan sosok manusia yg berhati mulia ditengah kesusahan keluarga kami, dan membela kami saat dihina sebagai anak yatim miskin..
Kini keduanya telah pergi ke rahmatullah, kedua orang yg dikenal sebagai dermawan dilingkungan pergaualannya.
Terima kasih wo hamid,
Terima kasih abahcik..
Maaf jika anak2mu ini belum bisa membalas kebaikan, budi dan jasamu..
Semoga tenang, diampunkan dosanya, diterima amal ibadahnya, dilapangkan kuburnya, dihapuskan siksa kubur hingga hari kiamat.. Aamiin allahuma aamiin..
Dari kami tiga bersaudara yg harus kehilangan Ayah lagi…”