MANAberita.com – PECAHNYA kasus pencabulan yang dialami oleh Widya ketika masih dalam pengaruh obat bius oleh perawat rumah sakit National Hospital Surabaya akhirnya berbuntut panjang. Rupanya bukan hanya Widya, ada seorang wanita lain yang mengalami hal serupa yang dilakukan oleh oknum dokter.
Dikutip @manaberita dari Viva.co.id melalui tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi’ tvOne, Sabtu, 27 Januari 2018, menampilkan seorang korban berinisial O yang menceritakan pengalaman pahitnya saat hendak melamar sebagai calon perawat pada 23 Agustus 2017 lalu.
Korban menuturkan, tes kesehatan saat itu hanya diikuti dua orang calon perawat, korban sendiri dan satu lagi calon perawat pria. Semula ada tiga dokter laki-laki dan satu perawat perempuan menemani O di dalam ruangan. Tapi yang lainnya keluar, tersisa korban dan dokter pria berinisial R.
Korban sempat merasa curiga saat pelaku memintanya menanggalkan semua pakaiannya dengan alasan pemeriksaan menyeluruh dan menyuruhnya untuk terlentang. Saat itulah pelaku melakukan aksi bejatnya.
“Di situ dia mulai meraba-raba saya. Saya teriak, ‘loh kenapa ini Dok!’. Dia bilang, ‘kalau enggak mau nanti ada apa-apa saya dimarahin rumah sakit karena pemeriksaan enggak lengkap’,” kenang O.
Dirinya sempat berusaha berontak namun sadar jika dirinya hanya berdua dengan dokter tersebut dan pintunya ditutup serta ruangan yang kedap udara tanpa CCTV.
Merasa janggal dengan pemeriksaan tersebut, O akhirnya memberanikan diri bertanya kepada salah satu calon perawat laki-laki. Terkuaklah kenyataan jika ia diperiksa hingga batas perut. “Teman saya cowok diperiksa perutnya saja, saya lebih kompleks, saya lama hampir setengah jam, teman saya 10 menit,” ujarnya.
Akhirnya, O memilih untuk melaporkan ke bagian HRD rumah sakit. “Saya tanya ke HRD apa betul tes kesehatan sampai begitu? Mereka jawab tidak. Katanya untuk jadi HRD saja enggak sampai begitu. Tapi saya enggak ada bukti. Saya tanya ke teman-teman di rumah sakit lain, ternyata tidak juga, dan biasanya kalau kitanya wanita yang periksa ya dokter wanita,” paparnya.
Korban lantas melaporkan kasus tersebut ke Polda Jawa Timur pada 25 Agustus 2017. Namun hingga kini, polisi belum juga menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. “Dokter yang dilaporkan sudah dimintai keterangan,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi. (Dil)